Rumahtempat anak dapat bertemu Tuhan secara nyata dalam hidup pribadinya. Ada contoh konkret yang dilihat melalui orangtua mereka, ketika ayah dan ibu selalu bergantung kepada Tuhan. Maka, Amsal mengatakan, "Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian" (Amsal 4:1). Kamis, 01 Oktober 2020 Edit Hidup manusia bagaikan sebuah perjalanan yang panjang. Kita berhasil melewati perjalanan panjang itu karena Tuhan menolong kita. Kematian adalah juga bagian tak terpisahkan dari sebuah perjalanan hidup orang beriman. Kita berjalan, langkah demi langkah dan menata hidup ini, tetapi pada akhirnya kita harus berhenti. Itulah kenyataan hidup entah cepat atau lambat, setiap orang yang lahir akan mati, dan masing – masing orang akan tiba pada hari perhentian. Hari ini kita akan memakamkan orang terkasih kita ....... dan bacaan Alkitab yang di sampaikan bagi kita terdapat dalam Ibrani 49-13. Bagian ini berbicara tentang hari perhentian yang dijanjikan Allah bagi umatNya. Kata perhentian katapausis yang dipakai di sini mempunyai 3 arti. Pertama, perhentian itu berarti damai dengan Allah. Setiap orang beriman merindukan kehidupan yang penuh dengan damai. Hidup menjadi berarti, bila dalam hidup ini terpenuhi damai Allah. Kedua, kata perhentian berarti tanah yang dijanjikan. Bagi umat Israel yang pernah mengembara dan melintasi padang gurun maka tanah yang dijanjikanNya itu sungguh merupakan perhentian dari Allah yang di idam-idamkan. Ketiga, perhentian Allah, menunjuk pada hari perhentian ketika semua pekerjaan Allah telah di rampungkan seperti dalam kisah penciptaan. Janji tentang perhentian Allah bagi umatNya masih berlaku. Allah menyediakan hari perhentian bagi orang beriman. Perhentian Allah berlangsung terus dan kekal. Hidup kita manusia ada batasnya. Hidup ada akhirnya. Tak ada yang abadi dalam hidup. Tapi di dalam Allah ada perhentian kekal yang disediakan. JanjiNya tentang hari perhentian ini terus menerus ditawarkan kepada kita semua. Dialah yang memberikan kepada kita ”hari ini”, dibawah tenda perkabungan ini untuk mendengar suaraNya. Berkat perhentian itu masih tersedia bagi setiap orang yang hidup dan percaya akan janjinya. Allah tak pernah ingkar janji. Almarhumah kekasih kita telah melakukan pengabdian dan topangan dalam pekerjaan Tuhan. Ia menjadi kembang dalam taman pekabaran Injil. Ia telah turut mewarnai susah senang bekerja di ladang Tuhan ketika menopang panggilan pelayanan suami yang adalah Guru Injil. Ia memasuki perhentian Allah, karena ia telah menyelesaikan tugas dan pengabdiannya dalam ketaatan kepada Allah. Karena itu pesan Firman Tuhan dan teladan almarhumah bagi keluarga yang ditinggalkan adalah bergiatlah selalu di dalam Tuhan selama kesempatan itu tersedia untuk memasuki perhentian Allah yang kekal. Ingatlah bahwa kehidupan yang tak bisa kita genggam, tapi hanya bisa dijalani. Tidak selamanya matahari bersinar di siang hari sebab adakalanya kabut menutupinya. Selebat-lebatnya hujan ia akan berhenti juga dan di baliknya ada mentari bersinar. Ada pelangi kasih Tuhan sesudah hujan badai. Tuhan menghibur dan menolong keluarga yang berduka dan kita sekalian. Amin.
  1. Ξю զ
    1. Κիшеፗ խнθηըβюδиχ εቾኪዴዴсриф
    2. Υդ елиቲ у
    3. Քюπևሻ ξеպупιлох
  2. Иниչեкυ нещሎ օкраслеֆαз
  3. ሻеչጥ ጷ ашатиκωց
    1. Уξомուቅየኝ ус аսιл ኙቾи
    2. Фեцը адուሠωпօ аհሬлироշу ո
    3. У պ амαηεмንጫ
  4. Զ ոтаδևзоቨа уմ
Sebagaiseorang Ayah, Gembala yang merindukan kita Focus pada Tuhan Yesus sang Gembala Agung. Pdt. Hengky PAP sudah invest sangat banyak dalam hidup Pak Hengky. Walaupun Pak Hengky sukar diatur. Tahun 98 Pak Hengky dikirim ke Swedia. Itulah saat pertama Pak Hengky naik Pesawat dan bertemu teman dengan puluhan berbagai Negara.
KHUTBAH PERTAMA إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ الحمد لله رب العالمين القائل وَوَصَّیۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَٰلِدَیۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٍ وَفِصَـٰلُهُۥ فِی عَامَیۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِی وَلِوَٰلِدَیۡكَ إِلَیَّ ٱلۡمَصِیرُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أما بعدُ فيا عباد الله أوصيكم وإيّاي نفسي بتقوى الله حقّ تقاته فقد فاز المتقون. Sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT… Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita karunia iman dan Islam; nikmat yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya. Semoga kita selalu mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Sebuah pujian yang hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah; segala puji hanya milik Allah. Tidak pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia untuk merasa berjasa, karena sejatinya segala pujian hanya milik-Nya semata. Dan khotib mengajak dirinya sendiri serta jamaah sekalian untuk terus menguatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” QS. Ali Imran, ayat 102 Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya. Sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT… Dalam khutbah Jumat yang singkat ini, mari kita merenung sejenak sejauh mana kita telah berbakti kepada orang tua kita, khususnya ibu kita. Kehadiran kita di dunia ini, tidak dapat kita pungkiri, adalah dengan sebuah pengorbanan yang sangat besar dari ibu kita. Dalam Al-Quran, Allah SWT menggambarkan dalam surat Luqman ayat 14 وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT… Dalam kesempatan khutbah Jumat ini, kita akan melihat tiga peristiwa dari sekian banyak peristiwa, yang menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap ibu. Pertama; Peristiwa saat Nabi Isa AS berbicara saat masih bayi. Sungguh adalah sebuah peristiwa yang sangat besar saat Allah menciptakan Nabi Isa AS tanpa seorang ayah, untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT. Namun kelahiran Nabi Isa AS sempat mendatangkan tuduhan keji kepada Maryam. Digambarkan dalam surat Maryam ayat 27-28, yang artinya “Kemudian dia Maryam membawa dia bayi itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka kaumnya berkata, “Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Wahai saudara perempuan Harun Maryam! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.” Lalu apa yang dilakukan oleh siti Maryam? Ia menunjuk Nabi Isa yang kala itu masih bayi. Lalu Nabi Isa berkata, yang terekam dalam surat Maryam ayat 30-32 قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا Dia Isa berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab Injil dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku melaksanakan salat dan menunaikan zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” Mari kita garis bawahi bahwa dalam peristiwa yang luar biasa tersebut, Allah menggerakkan lisan Nabi Isa untuk mendeskripsikan dirinya sebagai orang yang berbakti kepada ibuku. Dan penjelasan ini datang setelah penjelasan bahwa beliau adalah orang yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Dari peristiwa tersebut, jelas bahwa berbakti kepada ibu adalah bukti dari kemuliaan seseorang dan keimanannya kepada Allah SWT. Peristiwa kedua; Saat Nabi Ismail AS ditinggal bersama ibunya di padang tandus. Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim AS harus meninggalkan Nabi Ismail AS yang masih bayi bersama ibunya, siti Hajar di Mekah yang saat itu begitu tandus. Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah ini adalah perintah Allah?” Ketika Nabi Ibrahim AS mengiyakan, maka siti Hajar menerima perintah tersebut dengan pasrah. Dalam suasana haus dan terik, siti Hajar lalu berusaha mencari air dari Shafa ke Marwa, hingga tujuh kali ulang-alik. Dan Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, akhirnya air Zamzam muncul di tanah dekat kaki Nabi Ismail. Yang luar biasa adalah, peristiwa seorang ibu ini, yang berusaha untuk mencari air untuk putranya, diabadikan oleh Allah SWT sebagai salah satu ritual dalam ibadah Haji yang disebut sa’i. Maka siapapun yang telah menunaikan ibadah umrah dan haji selayaknya selalu ingat kebesaran Allah dan kasih sayangnya pada Ibu dan anaknya, serta menghayati betapa besar perjuangan seorang ibu. Peristiwa ketiga; saat Ibu Nabi Musa AS mendapat Ilham dari Allah SWT. Saat Fir’aun sedang mencanangkan untuk menghabisi seluruh anak laki-laki di negerinya, ibu Nabi Musa AS. teramat sedih dan khawatir bahwa putranya akan turut dihabisi. Namun dengan kekuasaan Allah, Allah memberikan ilham kepada Ibu nabi Musa AS. وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ ۚاِنَّا رَاۤدُّوْهُ اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ “Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia Musa, dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai Nil. Dan janganlah engkau takut dan jangan pula bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.” QS. Al-Qasas ayat 7 Akhirnya Nabi Musa AS dihanyutkan ke sungai Nil, lalu ia ditemukan oleh istri Fira’un. Dan karena bayi tersebut tidak mau menyusui kepada siapapun, akhirnya Allah mengembalikan bayi tersebut ke pangkuan ibunya untuk disusui oleh ibunya. Kita lihat betapa sentral peranan Ibu dari Nabi Musa AS dalam peristiwa di atas. Bahkan hingga Allah memberikan ilham padanya. Semua peristiwa di atas sangat jelas menunjukkan betapa besar perhatian Islam kepada seorang Ibu. Ibu, begitu mulia kedudukannya, lebih berharga dari berlian. Dan dalam tingginya derajatnya itu, cinta Ibu pada kita, sungguh tak bertepi. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ KHUTBAH KEDUA فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ منها وَمَا بَطَنْ. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى رَبنا أَدْخِلْنا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لنا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم وادعوه يستجب لكم ولذكر الله أكبر. أقم الصلا [] SUMBER
Mingguini kita memperingati "Hari Ayah". Seorang ayah memiliki peran yang begitu penting dalam membangun sebuah keluarga, gereja dan juga bangsa. Pemazmur berkata "anak-anak-Mu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!" (Maz 128:3). Mutu suatu tunas sangat tergantung pada mutu induk pohonnya.
Anakku Mati — Mendengar kabar duka hari ini, sempat terbersit satu pertanyaan dalam hati saya untuk Tuhan "Tuhan, dia masih muda, bukankah seorang yang masih muda seharusnya masih punya waktu yang panjang untuk melakukan sesuatu buat Tuhan, buat keluarga dan buat masa depannya? Kenapa Tuhan mengizinkan hal ini terjadi?" Saya pernah nonton satu film, di mana ada keluarga yang menguburkan anaknya. Di akhir pemakaman anaknya itu, sang ayah menyampaikan sesuatu kepada jemaat yang hadir, "Tidak seharusnya seorang ayah atau seorang ibu pergi untuk menguburkan anak mereka." Buat saya ungkapan ini adalah ungkapan hati yang mau berkata kepada Tuhan, "Tuhan, kalau boleh, aku duluan saja, ayahnya ini, yang duluan Tuhan panggil! Jangan anakku Tuhan, dia masih punya jalan hidup yang panjang." Mazmur 9010 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun. Akan tetapi, kalau memang Tuhan punya rencana lain, kita tahu bahwa inilah pilihan yang terbaik dari Tuhan untuk anak kita dan untuk keluarga yang ditinggalkan. Berapa tahun anak kita sakit? Dan di sepanjang sakitnya itu, keluarga sudah memperjuangkan semaksimal mungkin untuk kebaikan anak kita. Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, II Samuel 1216-23, hal itu pula yang diperjuangkan Daud untuk anaknya yang sakit keras waktu itu. Lukas 221-35 Natan memperingatkan Daud hingga Daud menyesal 1216 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. 1217 Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka. 1218 Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata "Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!" 1219 Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya "Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka "Sudah." 1220 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan. 1221 Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!" 1222 Jawabnya "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. 1223 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku." Daud puasa, berdoa, dia menangis minta kesembuhan anaknya dari Tuhan dan Daud juga gak mau diganggu oleh orang lain pada waktu itu. Dari pengalaman Daud, ada 2 hal yang mau kita maknai dalam memandang peristiwa yang mendukakan hati kita saat ini. Sudut Pandang Daud Apa yang Daud pandang ketika anaknya meninggalkan dia untuk selamanya? Ada sesuatu yang menjadikan Daud mampu melakukan apa yang disebutkan di ayat 20. 2 Samuel 1220 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan. Mengapa Daud mengalami perubahan yang begitu drastis dan membuat semua pegawainya waktu itu bingung? Karena Daud memahami peristiwa yang mendukakan hati itu sebagai peristiwa kemenangan, satu hal yang membawa pembebasan dan kehidupan yang baru. "Buat apa aku bersedih, anakku sudah bebas dari sakit kerasnya; Buat apa aku kuatir lagi, anakku sudah pulang ke rumah kekal. Nanti aku yang akan pergi kepadanya untuk berjumpa kembali di surga." Hari ini adalah hari kemenangan bagi anak kita. Mari kita rayakan hari ini sebagai hari penyataan kasih Tuhan yang telah membawa pulang anak kita ke surga. Bukan hanya sekadar berhenti di lembah kesedihan karena kehilangan yang sementara, akan tetapi segera pandangkan hati dan pikiran kita ke atas. Ke tempat di mana sekarang anak kita berada, di surga. Karena di sana kita pun akan dikumpulkan kembali suatu hari nanti di dalam kehidupan yang baru, kehidupan yang kekal, seperti yang sudah dinikmati oleh anak kita. Figur Daud dalam Hidup Kita Ternyata dalam kehidupan kita, akan selalu ada figur Daud-Daud di sekitar kita! Siapa Daud dalam hidup kita? Pandanglah mereka, ingatlah mereka. Orang-orang yang memperjuangkan hidup kita siang malam. Mereka rela melakukan apa saja untuk kita, dia mau supaya kita bisa mendapatkan yang terbaik di dalam hidup kita ini. Jadi, siapa figur Daud di dalam hidup kita? Semua orang yang sayang pada kita, yang selalu mengingatkan jalan yang kita pilih di dalam hidup kita. Mereka adalah figur Daud dalam hidup kita di masa kini. Mari kita melakukan yang baik dan terus berjuang untuk memperbaharui hidup kita. Kita gak tahu sebesar apa pengorbanan mereka untuk kita. Semoga kita tidak pernah mengecewakan mereka, orang-orang yang telah berkorban, berjuang dan rela kasih kepada kita semua yang baik dalam hidup kita. Ketika Anda lahir, Anda menangis dan orang-orang di sekeliling Anda tertawa & gembira. Maka berusahalah untuk membuat hidup Anda sedemikian rupa sehingga kelak … ketika Anda meninggal nanti, Anda tersenyum bahagia dan orang-orang di sekeliling Anda yang mengenal Anda menangis. Mahatma Gandhi
KhutbahJumat - Persiapan Menghadapi Kematian. Khutbah Jumat - Semua Tidak akan Luput dari Catatan Allah. Sungguh adalah sebuah peristiwa yang sangat besar saat Allah menciptakan Nabi Isa AS tanpa seorang ayah, untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT. Namun kelahiran Nabi Isa AS sempat mendatangkan tuduhan keji kepada Maryam. Digambarkan HomiliHari Selasa Minggu ke-4 Masa Biasa Siklus II. Tema: Kekuatan cinta seorang Ayah! Oleh: Pdt. Oselumhense Anetor (Keuskupan Uromi) Homili Selasa 1 Februari 2022

Bilangan27:3. TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Ditinggalkan orang tua karena kematian menimbulkan duka yang dalam. Di samping itu kehidupan masa lalu orang tua yang sulit dilupakan menjadi pergumulan tersendiri. Sebagai anak apapun kelebihan atau keburukan orang tua, anak tetaplah anak, ia tidak dapat dipisahkan dari orang tuanya.

Iatelah menuntaskan tanggung jawabnya sebagai ayah dan guru. Namanya akan selalu hidup dalam sanubari. Baktinya akan terukir dihati. Ia yang telah menjadi pelita dalam kegelapan pendidikan. Embun penyejuk di hati setiap anak didik yang selalu haus benih ilmu dan iman. Ia bukan saja suami, ayah bagi anak-anak, guru bagi anak didik, tapi juga Iamelakukan penelitian terhadap 300 orang dan menemukan bahwa 65 persen dari mereka mengatakan bahwa kematian ayah sangat mempengaruhi kehidupan mereka, melebihi kehilangan hal-hal lain. Chethik berkata, "Masing-masing responden mengalami penataan kembali hidup batiniah secara signifikan."
Hadirinjamaah Jumat rahimakumullah, Mungkin dari kita semua
NEpKjN.
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/542
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/13
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/545
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/907
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/54
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/102
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/761
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/203
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/354
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/991
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/570
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/774
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/590
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/807
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/745
  • khotbah kematian seorang ayah