Adabeberapa alasan pemilihan metode demonstrasi pada pembelajaran Fisika, yaitu jika: 1) peralatan dan bahan yang tersedia di laboratorium tidak memadai untuk eksperimen; 2) menggunakan bahan praktikum yang berbahaya; 3) menggunakan alat-alat yang tidak boleh dioperasikan oleh siswa; 4) konsep yang didapat dari percobaan harus dijelaskan tahap
Physics is one of the subjects that feared and considered difficult by students. This is evidenced by the lack of students interested in physics lessons to choose national exam 2017 year as well as the low values obtained by the students. The students thought patterns to make physics bore and become not unpleasant but in fact physics is a subject that is very important in opening up and lays out the phenomenon of natural phenomena that exist around us. The issue underlying the above for doing an activity that aims to change the pattern of thought against physics students so that students become interested. Props used as media of instruction were used. Props were made from simple tools that can be found around us. Students can use the props in learning as one form the applications of physics so that physics will be fun and enjoyable. As a result, by using simple props application method is 50 percent of the students stated that the physics be fun and enjoyable. This is evidenced by the results obtained with the use of pre-and post-test as well as a questionnaire filled out by students. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 10731072 [10]. Moreno, Gomez, R. Giraldo, L. 2010. Removal Of Mn, Fe, Ni And Cu Ions From Wastewater Using Cow Bone Vol 3 Hal 452-466[11]. Morris, Howard, T. McMurdie. Evans, Paretzkin, B. Parker, Nicolas, C. Panagiotopoulos. 1981. NBS Monograph 25-Section 18 Standar X-Ray Diffraction Powder Centre for Diffraction Data Department of Commerce, Wasington DC.[12]. Richana, N. Lestina, P. Irawadi, T. 2004. Karakterisasi Lignoselulosa dari Limbah Tanaman Pangan dan Pemanfaatannya untuk Pertumbuhan Bakteri RXA III-5 Penghasil Xilanase. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen. Institut Pertanian 23 Hal 112[13]. Riadi, S. 2010. Fabrikasi dan Karakterisasi Nanopartikel Platinum pada Elektroda Karbon dari Bahan Serbuk Kayu Karet sebagai Bahan Sel Superkapasitor. Skripsi Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Riau, Pekanbaru. [14]. Influence of Pyrolysis Conditions on Pore Development of Oil-palm-shell Activated Carbons. Journal of Analytical and AppliedPyrolysis. Vol 76 Hal 96-102[15]. Taer, E. 2009. Pembangunan Superkapasitor Menggunakan Elektroda Karbon. Laporan Penelitian FMIPA Universitas Riau[16]. Yin, Aroua, Daud, 2007. Review of modification of activated carbon for enhancing contaminant uptakes from aqueous solutions. Technol. Vol52 Hal 403–415Aplikasi Fisika menggunakan alat peraga SederhanaSebagai Media Pembelajaran Fisika SecaraAsyik dan MenyenangkanZulkarnain 1, Ona Lestary Tondang2, Wita Yulia3,Andri Saputra4,Siti Nurul Alifah5,Reeky Fardinata 6Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina WidyaJl. Prof. Muchtar Luthfi Pekanbaru, 28293, Indonesiazulkarnain is one of the subjects that feared and considered difficult by students. This is evidenced by the lack of students interested in physics lessons to choose national exam 2017 year as well as the low values obtained by the students. The students thought patterns to make physics bore and become not unpleasant but in fact physics is a subject that is very important in opening up and lays out the phenomenon of natural phenomena that exist around us. The issue underlying the above for doing an activity that aims to change the pattern of thought against physics students so that students become interested. Props used as media of instruction were used. Props were made from simple tools that can be found around us. Students can use the props in learning as one form the applications of physics so that physics will be fun and enjoyable. As a result, by using simple props application method is 50 percent of the students stated that the physics be fun and enjoyable. This is evidenced by the results obtained with the use of pre-and post-test as well as a questionnaire filled out by props, application, have fun, mindsetABSTRAKFisika merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti dan dianggap sulit oleh siswa. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang berminat untuk memilih pelajaran fisika di ujian nasional tahun 2017 serta rendahnya nilai yang diperoleh oleh siswa. Pola pikir siswa yang membuat fisika menjadi tidak asyik dan tidak menyenangkan padahal pada kenyataannya fisika merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam membuka dan menjabarkan fenomena fenomena alam yang ada disekitar kita. Permasalahan diatas yang mendasari untuk melakukan sebuah kegiatan yangbertujuan untuk mengubah pola fikir siswa terhadap fisika sehingga siswa menjadi tertarik. Alat peraga digunakan sebagai media pembelajaran yang digunakan. Alat peraga dibuat dari bahan bahan sederhana yang dapat ditemukan di sekitar kita. Siswa dapat menggunakan alat peraga dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk aplikasi fisika sehingga belajar fisika menjadi asyik dan menyenangkan. Hasilnya, dengan menggunakan metode aplikasi alat peraga sederhana,50 persen siswa menyatakan bahwa fisika menjadi asyik dan menyenangkan. Ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan pre-test dan post-test serta kuisioner yang diisi oleh alat peraga, aplikasi, asyik, pola pikirJurnal Komunikasi Fisika Indonesia Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. 2017, Vol 14 No. 2; e-2579-521X Email 10741. PENDAHULUANFisika merupakan salah satu bidang studidi sekolah yang sering kali ditakuti oleh parasiswa mulai dari siswa sekolah menengahpertama sampai sekolah menengah siswa dikarenakan menurut merekapelajaran fisika terdapat banyak rumus-rumusyang rumit, dan pemahaman matematika yangbaik. Berdasarkan data yang didapatkan olehtim berisik, mata pelajaran fisika adalah matapelajaran yang memiliki sedikit peminatdibandingkan dengan mata pelajaran eksaktalainnya. Ini terbukti dengan data yang didapatdari Dinas Pendidikan dan KebudayaaanProvinsi Riau pada Gambar 1 dan nilai ujian nasional yang diperoleh oleh siswa Provinsi RiauGambar 2. Indeks nilai ujian nasional siswa Provinsi RiauFisika mengambil titik acuan pada alamsebagai objek pengamatan. Pembelajaranfisika sama seperti mempelajari fenomena-fenomena yang menakjubkan dari alam. Fisikadigambarkan dalam bentuk persamaan-persamaan matematika. Permasalahan yangtimbul adalah siswa justru terperangkapdengan dunia rumus-rumus yang sebenarnyaadalah penggambaran secara matematis darifenomena fenomena alam yang fisika tidaklah rumitsepertiyang diketahui siswa pada umumnya, karenamemang untuk memahami fisika perlu metodebaik yang membuat siswa tertarik terhadapilmu fisika. Profesor Yohannes Surya, PendiriSurya Institute berkata untuk mendapatkangenerasi yang cerdas diperlukan guru yangbaik dan metode yang tepat [Surya, 2013].Guru merupakan suatu fondasi yang sangatdasar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa 10751074 1. PENDAHULUANFisika merupakan salah satu bidang studidi sekolah yang sering kali ditakuti oleh parasiswa mulai dari siswa sekolah menengahpertama sampai sekolah menengah siswa dikarenakan menurut merekapelajaran fisika terdapat banyak rumus-rumusyang rumit, dan pemahaman matematika yangbaik. Berdasarkan data yang didapatkan olehtim berisik, mata pelajaran fisika adalah matapelajaran yang memiliki sedikit peminatdibandingkan dengan mata pelajaran eksaktalainnya. Ini terbukti dengan data yang didapatdari Dinas Pendidikan dan KebudayaaanProvinsi Riau pada Gambar 1 dan nilai ujian nasional yang diperoleh oleh siswa Provinsi RiauGambar 2. Indeks nilai ujian nasional siswa Provinsi RiauFisika mengambil titik acuan pada alamsebagai objek pengamatan. Pembelajaranfisika sama seperti mempelajari fenomena-fenomena yang menakjubkan dari alam. Fisikadigambarkan dalam bentuk persamaan-persamaan matematika. Permasalahan yangtimbul adalah siswa justru terperangkapdengan dunia rumus-rumus yang sebenarnyaadalah penggambaran secara matematis darifenomena fenomena alam yang fisika tidaklah rumitsepertiyang diketahui siswa pada umumnya, karenamemang untuk memahami fisika perlu metodebaik yang membuat siswa tertarik terhadapilmu fisika. Profesor Yohannes Surya, PendiriSurya Institute berkata untuk mendapatkangenerasi yang cerdas diperlukan guru yangbaik dan metode yang tepat [Surya, 2013].Guru merupakan suatu fondasi yang sangatdasar untuk mencerdaskan kehidupan bangsaKualitas guru di Indonesia sudah dalamangka yang memuaskan hanya saja kebanyakguru belum memiliki metode yang tepat untukmemberikan pengertian sebenarnya dari mengenalkan fisika secara mudahdan asyik dengan menerapkan metodepembelajaran yang asyik yaitu denganmenggunakan alat alat peraga sederhana yangdapat dibuat oleh siswa di sekitar yang belajar fisika bukan hanya bisamemahami teori-teori fisika saja, tetapi, jugabisa belajar fisika dengan alat peraga yangdibuat oleh siswa itu PKM-M ini bertujuan untuk mengubah pola pikir siswa, menumbuhkan motivasi dan minat siswa terhadap ilmu fisika dan menerapkan serta memahami aplikasi fisika yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari hari. Luaran yang diharapkan tercapai dalam program ini adalah dapat meningkatnya minat siswa untuk lebihmencintai dan memahami fisika dan menemukan metode yang tepat dalam menumbuhkan motivasi,minat atau gairah belajar siswa dalam mempelajari Fisika. Permasalahan ini dapat diselesaikan secara penyuluhan berupa workshop dengan mengedepankan konsep konkret dari setiap topik fisika dan dilanjutkan dengan pendalaman materi yang METODE Tahapan tahapan yang dilakukan dalam melakukan PKM M dapat dilihat pada Gambar 3. Sebelum melaksanakan pengabdian, tim melakukan survei lapangan. Survei bertujuan untuk mencari sekolah sasaran yang tepat untuk dijadikan tempat pengabdian. Tim telah mengunjungi beberapa SMA yang berada di luar kota Pekanbaru, dan pada akhirnya memberikan keputusan bahwa SMAN 1 Tapung akan dijadikan tempat pengabdian. Tim memilih SMAN 1 Tapung karena SMAN 1 Tapung adalah sekolah yang dianggap bisa mewakili responsif siswa di kecamatan Tapung, Kampar. Hal ini dikarenakan pusat kegiatan tingkat kecamatan dilaksanakan di SMAN 1 Tapung. Perjalanan menuju lokasi SMAN 1 Tapung bisa ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam menggunakan mobil dari kampus UR. Tim segera melakukan konfirmasi untuk mengadakan kerjasama mitra dengan pihak sekolah dengan menemui Kepala Sekolah dan wakil kesiswaan. Ketika tim terpilih menjadi salah satu tim yang didanai oleh Kemenristekdikti, tim langsung menentukan kapan kegiatan akan alir Pengabdian PKM M 1076Tahapan berikutnya adalah persiapan kegiatan dengan membeli alat dan bahan yang akan digunakan untuk alat peraga yang akan ditampilkan ketika kegiatan. Selain itu, tim juga mengadakan latihan serta briefing agar penampilan tim ketika kegiatan maksimal, asyik dan kegiatan ke lokasi acara dilakukan oleh Tim sebanyak tiga kali. Kegiatan pertama diadakan pada tanggal 15 April 2017 dalam bentuk diskusi dan demonstrasi. Kegiatan kedua diadakan pada tanggal 25 April 2017 dalam bentuk demonstrasi dan Workshop, dan kegiatan ketiga diadakan pada bulan Juli dalam bentuk monitoring dan evaluasi pada guru ketika mengimplementasikan ilmu yang didapati dari kegiatan memberikan pre-test pada siswa berupa soal yang berkaitan dengan materi yang akan tim sampaikan ketika pelaksanaan kegiatan PKM, dilanjutkan dengan diskusi melalui tanya jawab di sekitar kendala-kendala yang mereka hadapi selama mempelajari fisika. Tim kemudian memberikan solusi sesuai dengan yang diperlukan siswa. Pada tahapan ini juga tim melakukan kegiatan Ice Breaking yang bertujuan agar siswa merasa nyaman dan akrab dengan tim berikutnya adalah demonstrasi dilakukan terkait hubungan sistem kerja alat dengan teori ilmu fisika. Setelah timmemperagakan di hadapan siswa selanjutnya adalah siswa yang melakukan demonstrasi sehingga siswa menjadi paham hubungan sistem kerja alat alat peraga dan mereka mampu menguraikan bagaimana cara kerja dari alat tersebut. Pembuatan yang sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama membuat siswa semakin terlihat antuasias dan bersemangat. Alat peraga yang digunakan adalah panflute, mengubah air teh menjadi air putih, Air Tornado, Balon yang menyeimbangkan, Giroskop manusia, Kaleng yang bisa kembali Comeback Can, Pembelokkan cahaya pada air, Menangkap uang jatuh, Cartesian ini masih berlanjut pada kehadiran tim berikutnya dalam program Workshop. Pada akhir kegiatan tim memberikan Post-test dan Kuisionerkepada seluruh berisi pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya merubah mindset mereka terhadap pelajaran fisika, metode penyampaian dan harapan mereka terhadap proses pembelajaran. Kuisoner diisi dengan memberi tanda centang pada kolom yang telah disediakan,pretest dan postest diberikan untuk membandingkan hasil jawaban mereka terhadap materi yang diberikan. Kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim BERISIK tidak hanya sekedar pelaksanaan diskusi, demonstrasi dan workshop. Kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut Penerbitan buku panduan secara massal, pelaksanaan kegiatan serupa di sekolah sekolah lain terutama yang ada di Provinsi Riau yang memiliki kondisi lebih kurang sama dengan kondisi sekolah sebelumnya, Pembuatan Hak Paten alat alat Peraga, Pelatihan Olimpiade dan Ujian Nasional di SMAN 1 Tapung dan Keikutsertaan tim dalam PKM HASIL DAN PEMBAHASANAdapun hasil yang dicapai tim BERISIK dalam kegiatan PKM-M ini adalah 1. Berdasarkan Pre-test dan Post-testHasil kuantitatif didapatkan tim dengan memberikan pre-test sebelum kegiatan berlangsung dan post-test pada akhir kegiatan. Pre-test dan post-test dibuat berupa soal yang sama agar tim bisa membandingkan nilai yang dihasilkan oleh siswa. Soal terdiri dari lima butir. Soal pertama merupakan soal yang berhubungan dengan hukum Archimedes yang sama dengan prinsip kerja dari Cartesian diver. Soal kedua tentangresonansi yang sama dengan prinsip kerja dari Pan Flute. Soal ketiga merupakan soal yang berhubungan dengan rotasi yang sama dengan 10771076 Tahapan berikutnya adalah persiapan kegiatan dengan membeli alat dan bahan yang akan digunakan untuk alat peraga yang akan ditampilkan ketika kegiatan. Selain itu, tim juga mengadakan latihan serta briefing agar penampilan tim ketika kegiatan maksimal, asyik dan kegiatan ke lokasi acara dilakukan oleh Tim sebanyak tiga kali. Kegiatan pertama diadakan pada tanggal 15 April 2017 dalam bentuk diskusi dan demonstrasi. Kegiatan kedua diadakan pada tanggal 25 April 2017 dalam bentuk demonstrasi dan Workshop, dan kegiatan ketiga diadakan pada bulan Juli dalam bentuk monitoring dan evaluasi pada guru ketika mengimplementasikan ilmu yang didapati dari kegiatan memberikan pre-test pada siswa berupa soal yang berkaitan dengan materi yang akan tim sampaikan ketika pelaksanaan kegiatan PKM, dilanjutkan dengan diskusi melalui tanya jawab di sekitar kendala-kendala yang mereka hadapi selama mempelajari fisika. Tim kemudian memberikan solusi sesuai dengan yang diperlukan siswa. Pada tahapan ini juga tim melakukan kegiatan Ice Breaking yang bertujuan agar siswa merasa nyaman dan akrab dengan tim berikutnya adalah demonstrasi dilakukan terkait hubungan sistem kerja alat dengan teori ilmu fisika. Setelah timmemperagakan di hadapan siswa selanjutnya adalah siswa yang melakukan demonstrasi sehingga siswa menjadi paham hubungan sistem kerja alat alat peraga dan mereka mampu menguraikan bagaimana cara kerja dari alat tersebut. Pembuatan yang sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama membuat siswa semakin terlihat antuasias dan bersemangat. Alat peraga yang digunakan adalah panflute, mengubah air teh menjadi air putih, Air Tornado, Balon yang menyeimbangkan, Giroskop manusia, Kaleng yang bisa kembali Comeback Can, Pembelokkan cahaya pada air, Menangkap uang jatuh, Cartesian ini masih berlanjut pada kehadiran tim berikutnya dalam program Workshop. Pada akhir kegiatan tim memberikan Post-test dan Kuisionerkepada seluruh berisi pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya merubah mindset mereka terhadap pelajaran fisika, metode penyampaian dan harapan mereka terhadap proses pembelajaran. Kuisoner diisi dengan memberi tanda centang pada kolom yang telah disediakan,pretest dan postest diberikan untuk membandingkan hasil jawaban mereka terhadap materi yang diberikan. Kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim BERISIK tidak hanya sekedar pelaksanaan diskusi, demonstrasi dan workshop. Kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut Penerbitan buku panduan secara massal, pelaksanaan kegiatan serupa di sekolah sekolah lain terutama yang ada di Provinsi Riau yang memiliki kondisi lebih kurang sama dengan kondisi sekolah sebelumnya, Pembuatan Hak Paten alat alat Peraga, Pelatihan Olimpiade dan Ujian Nasional di SMAN 1 Tapung dan Keikutsertaan tim dalam PKM HASIL DAN PEMBAHASANAdapun hasil yang dicapai tim BERISIK dalam kegiatan PKM-M ini adalah 1. Berdasarkan Pre-test dan Post-testHasil kuantitatif didapatkan tim dengan memberikan pre-test sebelum kegiatan berlangsung dan post-test pada akhir kegiatan. Pre-test dan post-test dibuat berupa soal yang sama agar tim bisa membandingkan nilai yang dihasilkan oleh siswa. Soal terdiri dari lima butir. Soal pertama merupakan soal yang berhubungan dengan hukum Archimedes yang sama dengan prinsip kerja dari Cartesian diver. Soal kedua tentangresonansi yang sama dengan prinsip kerja dari Pan Flute. Soal ketiga merupakan soal yang berhubungan dengan rotasi yang sama dengan prinsip kerja giroskop manusia dan tornadoair. Soal keempat merupakan soal yang berhubungan dengan hukum Newton yang sama dengan prinsip kerja menangkap uang yang jatuh. Soal kelima merupakan soal yang berhubungan dengan pusat massa pada benda yang tidak beraturan yang merupakan prinsip kerja dari balon yang menyeimbangkan. Hasilpretest dan postest seperti pada Tabel 1. Persentase kenaikan nilai pretest dan postestNo Kategori Soalkenaikan1Hukum Archimedes dan prinsip kerja kapal selam 890 1700 kenaikan yang ada pada pre-test dan post-test empat diantaranya lebih dari 50% membuktikan bahwa tim telah berhasil membuat tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh tim Berdasarkan KuisionerKuisioner terdiri dari 12 pernyataan yang terdiri 5 pernyataan yang mengukur perubahan mindset siswa sedangkan 7 pernyataan yang mengukur tingkat kepuasan siswa terhadap kinerja tim BERISIK. Siswa diminta untuk mengisi tanda ceklis pada kolom sangat setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat tidak setuju STS. NoPERTANYAAN SS S N TS STS1Pada awal workshop Tim BERISIK memberikan pertanyaan kepada saya tentang masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh saya pada pelajaran Fisika dan memberikan solusinya41 43 52Tim BERISIK membimbing dan mengarahkan kami mempelajari Fisika dengan Demonstrasi alat peraga yang menarik dan asik57 323Demonstrasi alat peraga yang ditampilkan oleh Tim BERISIK memudahkan saya dalam memahami pelajaran Fisika, selain itu juga bisa dipratekkan sendiri63 20 64Tim BERISIK menampilkan demonstrasi alat peraga dengan menggunakan alat alat yang sederhana60 28 2 10785Tim BERISIK melakukan Demonstrasi alat peraga untuk memudahkan saya memahami pelajaran fisika56 29 3 16Tim BERISIK mengadakan workshop yang didampingi dengan pemateri yang asik 58 29 87Saya merasa senang dengan suasana workshop Tim BERISIK 57 31 108Saya menemukan pemecahan masalah yang saya hadapi dalam mata pelajaran Fisika 41 37 3 79Tim BERISIK memberikan materi Fisika dengan Asik dan menarik 58 21 8 110Tim BERISIK mengubah pola fikir saya tentang pelajaran Fisika 42 29 11 311Tim BERISIK mendemonstrasi konsep fisika dengan alat peraga yang sederhana 64 17 5 212Tim BERISIK antusias dan semangat dalam menyampaikan materi Demonstrasi alat peraga dan Workshop59 25 2 2Tabel 2. Kuisioner perubahan mindset dan kepuasan siswaAdapun hasil yang didapati oleh tim BERISIK adalah Gambar 4. Diagram tingkat kepuasan siswaGambar 4memperlihatkan diagram tingkat kepuasan siswa terhadap kinerja tim Berisik dalam mempresentasikan program kegiatan. Lebih dari separuh peserta merasa sangat puas dan seperempatnya puas. Ini menunjukkanbahwa hampir seluruh siswa merasa senang, asyik dan mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh tim berisik. 3. Kondisi pesertaSiswa yang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh tim BERISIK berjumlah 450 siswa yang berasal dari kelas X dan XI MIA Matematika dan Ilmu Alam dan jumlah guru yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 10 guru. Pada saat pertemuan pertama kedatangan tim 1079Tim BERISIK melakukan Demonstrasi alat peraga untuk memudahkan saya memahami pelajaran fisika56 29 3 16Tim BERISIK mengadakan workshop yang didampingi dengan pemateri yang asik 58 29 87Saya merasa senang dengan suasana workshop Saya menemukan pemecahan masalah yang saya hadapi dalam mata pelajaran Fisika 41 37 3 79Tim BERISIK memberikan materi Fisika dengan Asik dan menarik 58 21 8 110Tim BERISIK mengubah pola fikir saya tentang pelajaran Fisika 42 29 11 311Tim BERISIK mendemonstrasi konsep fisika dengan alat peraga yang sederhana 64 17 5 212Tim BERISIK antusias dan semangat dalam menyampaikan materi Demonstrasi alat peraga dan Workshop59 25 2 2Tabel 2. Kuisioner perubahan mindset dan kepuasan siswaAdapun hasil yang didapati oleh tim BERISIK adalah Gambar 4. Diagram tingkat kepuasan siswaGambar 4memperlihatkan diagram tingkat kepuasan siswa terhadap kinerja tim Berisik dalam mempresentasikan program kegiatan. Lebih dari separuh peserta merasa sangat puas dan seperempatnya puas. Ini menunjukkanbahwa hampir seluruh siswa merasa senang, asyik dan mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh tim berisik. 3. Kondisi pesertaSiswa yang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh tim BERISIK berjumlah 450 siswa yang berasal dari kelas X dan XI MIA Matematika dan Ilmu Alam dan jumlah guru yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 10 guru. Pada saat pertemuan pertama kedatangan tim BERISIK disambut dengan antusisme siswa yang sangat kurang bahkan tidak keseluruhan yang mengikuti kegiatan yang diadakan namun ketika kegiatan ice breaking dimulai dan peserta yang berada didalam ruangan mulai kedengaran riuh dan meriah satu persatu siswa yang berada diluar memasuki kegiatan dan mulai merasakan asyiknya kegiatan yang dibuat oleh tim BERISIK. Responsif siswa sangat memuaskan,dibuktikan dengan ramai dan semangatnya siswa selama proses kegiatan berlangsung. Kejadian yang sama juga terjadi di kegiatan kedua yang dilakukan oleh tim BERISIK melakukan kegiatan Workshop,banyak tanggapan yang dilontarkan oleh siswa. Laila Rizky Arizta siswa kelas XI MIA sekaligus merupakan ketua OSIS SMAN 1 Tapung mengungkapkan ”Selama pelaksanaan Workshop ini kami mendapatkan informasi informasi baru tentang fisika yang lebih mudah kami pahami serta banyak manfaat yang kami rasakan.”Berdasarkan hasilyang telah diperoleh tim BERISIK selama kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang diadakan oleh tim BERISIK berhasil mempengaruhi siswa untuk merubah mindset mereka terhadap fisika. 4. Buku BERISIKTim membuat buku panduan yang berisikan tentang tata cara pembuatan alat peraga yang sederhana. Buku panduan BERISIK diperuntukkan sebagai pegangan dosen pembimbing, tim BERISIK, siswa dan guru ditempat dilaksanakannya kegiatan. Harapan selanjutnya buku ini bisa diproduksi massal. Buku ini juga dilengkapi dengan ISBN yang menjamin keabsahan dari isi Seminar Salah satu bentuk hasil yang dicapai oleh Tim BERISIK adalah akan ikut sertanya Tim dalam Seminar Nasional Fisika yang akan diadakan di Pekanbaru bulan November mendatang dan menjadikan proceedingmenjadi salah satu KESIMPULANBerdasarkan kegiatan yang telah dilakukan oleh tim BERISIK selama empat bulan dapat disimpulkan bahwa tim BERISIK telah berhasil melakukan kegiatan dengan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan awal program ini dibuat. Permasalahan permasalahan yang menjadi latar belakang dari kegiatan ini menjadi terselesaikan. Kegiatan dari tim BERISIK akan terus berlanjut tidak hanya di SMAN 1 Tapung saja tetapi akan menyebarluas di sekolah sekolah lainnya dan fisika tidak akan lagi menjadi mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa karena hadirnya metode pembelajaran fisika yang BERISIK akan mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa PKM di tahun 2018 mendatang, yaitu bidang PKM-Kewirausahaan dengan melanjutkan kegiatan PKMM sekarang ini, yaitu berupa memproduksi, menjual dan memberikan pelatihan penggunaan alat peraga Berisik dengan tujuan untuk mewujudkan potensi-potensi yang telah disebutkan di atas. 6. UCAPAN TERIMA KASIHUcapan terimakasih Tim PKM-MBERISIK Universitas Riau tujukkan kepada SMAN 1 Tapung selaku mitra dalam pelaksana yang senantiasa mendukung program BERISIK. Selain itu, ucapan terimakasih juga Tim PKM-M BERISIK tujukan kepada seluruh pihak yang mendukung kegiatan BERISIK. DAFTAR PUSTAKA1. Hudoyo, H., 1988. Belajar Mengajar Fisika. Jakarta Dirjen Liem 2007. Asyiknya meneliti sains. Bandung Pudak Scientific 10803. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo Persada4. Sofan, A., dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum Prestasi Pustaka5. Sudjana, N., dan Rivai, A., 1991. Media Pembelajaran. Bandung CV. Sinar Baru Bandung. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo PersadaSardimanSardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo PersadaPengembangan dan Model Pembelajaran dalam KurikulumA SofanSofan, A., dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum Prestasi Pustaka 5. Sudjana, N., dan Rivai, A., 1991. Media Pembelajaran. Bandung CV. Sinar Baru Bandung. Dalammewujudkan pembelajaran fisika yang memiliki karakteristik materi yang berbeda-beda dan tidak bisa disampaikan jika hanya menggunakan satu jenis model/metode pembelajaran. Pembelajaran fisika inovatif ini sangat diperlukan dan bertujuan untuk proses pembelajaran fisika yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa diharapkan Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Fisika adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau sains yang mempelajari tentang fenomena alam dan penyebabnya. Fisika membahas tentang konsep-konsep dan hukum-hukum fisika sebagai produk serta melakukan pengamatan, percobaan, dan penyelidikan sebagai proses Hastuti et al., 2016. Fisika juga merupakan mata pelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir siswa yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran fisika yang tertuang dalam kerangka Kurikulum 2013 adalah menguasai konsep dan prinsip serta menguasai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi Kemendikbud, 2014.Pemahaman konsep merupakan hal yang perlu dikembangkan dan harus mendapat perhatian serius dalam proses pembelajaran. Selama ini, pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran fisika khususnya dapat dikategorikan rendah yang ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar yang rendah juga. Fakta penelitian juga menunjukkan bahwa selain memiliki kemampuan matematis yang lemah dan kesulitan dalam mengonversi satuan, siswa juga memiliki pemahaman konsep yang rendah dalam pembelajaran fisika Arief, 2012. Selain itu, siswa masih banyak yang mengalami miskonsepsi yang menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah. Lebih jauh, terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran fisika di antaranya kesulitan dalam beberapa hal, seperti istilah dan perhitungan secara matematis Arslan, 2010.Penelitian yang dilakukan oleh Hadijah et al. 2016 juga mengungkapkan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah. Pada pelajaran fisika siswa cenderung menghafal rumus dan hanya menerima informasi yang dijelaskan oleh guru tanpa memahami konsep yang harus dikuasai. Rendahnya pemahaman konsep fisika pada siswa juga dapat disebabkan karena kurangnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru karena mereka hanya duduk, diam, dan mendengarkan apa yang telah dijelaskan oleh guru serta siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain Ringan et al., 2014. Pemahaman konsep fisika siswa yang masih rendah di antaranya juga disebabkan oleh pembelajaran yang hanya berpusat pada guru teacher centered. Siswa tidak banyak terlibat dalam mengkonstruksi pengetahuannya karena hanya menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Banyak ditemukan di lapangan siswa sering tidak mampu mengerjakan soal ketika sudah berbeda dengan yang dicontohkan oleh guru. Hal tersebut dikarenakan siswa hanya menghafal rumus tanpa memahami konsepnya. Fakta yang di temukan di lapangan selama ini, bahwa pembelajaran fisika di SMA sering dilaksanakan menggunakan model pembelajaran langsung yang lebih berpusat pada guru teacher centered. Penelitian yang dilakukan oleh Desnylasari et al. 2016 menyebutkan pembelajaran yang berlangsung lebih berpusat pada guru teacher centered, sebagian guru dalam pembelajaran hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan. Pembelajaran Problem Based Learning PBL merupakan model pembelajaran yang memacu siswa untuk aktif, berpikir kritis dan kreatif serta mengembangkan ide-ide untuk memecahkan masalah. Sintak model Problem Based Learning PBL dalam pembelajaran adalah sebagai berikut 1 Orientasi siswa pada masalah; 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar; 3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok; 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan Sahyar dan Fitri 2017 model Problem Based Learning PBL tidak hanya membantu siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran, tetapi mempersiapkan siswa untuk kehidupan nyata. Karena tuntutan zaman ke depan kemampuan menyelesaikan masalah lebi dibutuhkan daripada hanya sekedar hafalan rumus. Selain itu, PBL dapat melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahapan metode ilmiah dengan penyelidikan yang otentik dari masalah yang terjadi dalam kehidupan laboratorium adalah komponen yang dibutuhkan dalam pembelajaran fisika. Namun keterbatasan alat dan modul dalam laboratorium juga menjadi kendala ketika akan melakukan satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komputer TIK. Berdasarkan masalah diatas, salah satu solusi yang dapat diberikan adalah dengan menggunakan PhET Simulation Interactive sebagai media untuk melakukan eksperimen virtual. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning PBL dengan metode eksperimen virtual menggunakan PhET Simulation Interactive pada pelajaran fisika materi Hukum Pascal untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa. Dengan model pembelajaran PBL ini siswa dituntut aktif serta berpikir kritis dan kreatif serta mengembangkan ide-ide sehingga bisa memecahkan masalah. Siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru melainkan siswa yang harus aktif dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dalam proses pemecehan masalah. Masalah yang disajikan dalam pembelajaran adalah masalah-masalah yang dekat dengan kehidupan dari penelitian yang dilakukan adalah model pembelajaran Problem Based Learning PBL dengan metode eksperimen virtual dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada materi Hukum Pascal. Siswa terlibat aktif selama pembelajaran dan bisa melihat visualisasi dari materi yang dipelajari dengan melakukan eksperimen virtual yang dilakukan media PhET Simulation Interactive sehingga lebih memahami konsep materi yang dipelajari. Lihat Pendidikan Selengkapnya
menyenangkandalam proses pembelajaran. Perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dalam penyampaian
Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran mengenai gejala-gejala alam dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan di alam. Perlu adanya model dan metode yang dapat membantu menerangkan gejala alam tersebut dalam proses pembelajaran fisika. Salah satu model yang diharapkan cocok dengan karakteristik pembelajaran fisika yaitu model discovery learning berbasis edutainment. Penelitian ini bertujuan 1 untuk mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari model discovery learning berbasis edutainment; dan 2 untuk mendeskripsikan penerapani model discovery learning berbasis edutainment dalam pembelajaran fisika. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi literatur dan kajian pustaka, data penelitian ini menggunakan jenis data sekunder, kemudian data yang diperoleh tersebut diolah dengan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Model discovery learning berbasis edutainment dapat menjadikan peserta didik aktif dalam kegiatan belajar dan menyenangkan. Namun, memerlukan waktu yang cukup lama dalam pembelajarannya dan kurang efektif digunakan dalam kelas besar; dan 2 Pada pembelajaran fisika, model discovery learning berbasis edutainment digunakan untuk memahami materi yang cukup sulit dengan cara yang learning is learning about natural phenomena and trying to find the relationship between reality in nature. It is necessary to have models and methods to explain these natural phenomena in the physics learning process. One model that is expected to match physics learning characteristics is the discovery learning model based on edutainment. This study aims 1 To describe the advantages and disadvantages of the discovery learning model based on edutainment models; 2 To describe the application of the discovery learning model based on edutainment models in physics learning. The data collection method in this research is a literature study and literature review. This research data use secondary data, then the data obtained is processed by content analysis. The results showed that 1 Discovery learning model based on edutainment could make students active in learning activities because it is fun; however, the learning process requires a long time and is less effective when used in a class with a large number of students; and 2 In physics learning, the discovery learning model based on edutainment is used to understand difficult material in a fun way. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free This is an open access article under the CC–BY-SA license Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ISSN print 2549-9955 ISSN online 2549-9963 Vol 5 No 1 2021 hal 47-54 Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Discovery Learning Berbasis Edutainment Wahyu Tri Winarti, Hadma Yuliani, Mukhlis Rohmadi, Nurul Septiana Program Studi Tadris Pendidikan Fisika, FTIK, Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya, Palangka Raya, Indonesia wahyutriwin Abstrak Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran mengenai gejala-gejala alam dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan di alam. Perlu adanya model dan metode yang dapat membantu menerangkan gejala alam tersebut dalam proses pembelajaran fisika. Salah satu model yang diharapkan cocok dengan karakteristik pembelajaran fisika yaitu model discovery learning berbasis edutainment. Penelitian ini bertujuan 1 untuk mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari model discovery learning berbasis edutainment; dan 2 untuk mendeskripsikan penerapani model discovery learning berbasis edutainment dalam pembelajaran fisika. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi literatur dan kajian pustaka, data penelitian ini menggunakan jenis data sekunder, kemudian data yang diperoleh tersebut diolah dengan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Model discovery learning berbasis edutainment dapat menjadikan peserta didik aktif dalam kegiatan belajar dan menyenangkan. Namun, memerlukan waktu yang cukup lama dalam pembelajarannya dan kurang efektif digunakan dalam kelas besar; dan 2 Pada pembelajaran fisika, model discovery learning berbasis edutainment digunakan untuk memahami materi yang cukup sulit dengan cara yang menyenangkan. Kata Kunci Discovery Learning; Edutainment; Pembelajaran Fisika Abstract Physics learning is learning about natural phenomena and trying to find the relationship between reality in nature. It is necessary to have models and methods to explain these natural phenomena in the physics learning process. One model that is expected to match physics learning characteristics is the discovery learning model based on edutainment. This study aims 1 To describe the advantages and disadvantages of the discovery learning model based on edutainment models; 2 To describe the application of the discovery learning model based on edutainment models in physics learning. The data collection method in this research is a literature study and literature review. This research data use secondary data, then the data obtained is processed by content analysis. The results showed that 1 Discovery learning model based on edutainment could make students active in learning activities because it is fun; however, the learning process requires a long time and is less effective when used in a class with a large number of students; and 2 In physics learning, the discovery learning model based on edutainment is used to understand difficult material in a fun way. Keywords discovery learning; edutainment learning; physics learning Received 15 December 2020 Accepted 28 Februari 2021 Published 28 Februari 2021 DOI Winarti et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 5 1 2021 47-54 48 © 2021 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika How to cite Winarti, W. T., Yuliani, H., Rohmadi, M., & Septiana, N. 2021. Pembelajaran fisika menggunakan model discovery learning berbasis edutainment. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 51, 47-54. PENDAHULUAN Pembelajaran fisika adalah suatu proses atau interaksi antara pendidik dan peserta didik berbantukan sumber belajar yang membahas mengenai ilmu fisik atau pasti. Pembelajaran fisika adalah sama dengan mengembangkan kemampuan dan keberhasilannya diukur dengan sejumlah masalah yang dipecahkan peserta didik dengan benar Warimun, 2012. Pendapat lain menyatakan bahwa, Pembelajaran Fisika merupakan suatu pembelajaran yang menyampaikan konsep-konsep yang dijabarkan melalui persamaan matematis, persamaan matematis tersebut memiliki fungsi menjelaskan gejala alam yang dipelajari dalam fisika Agustina, Sesunan, & Ertikanto, 2017. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang di dalamnya memuat mengenai gejala-gejala alam dan hasil kegiatan manusia berupa gagasan, pengetahuan, dan konsep yang terorganisir melalui proses ilmiah Pianda & Darmawan, 2018. Fisika adalah salah satu pelajaran di sekolah yang memberikan tentang pengetahuan mengenai alam semesta dengan tujuan melatih dalam berfikir dan menalar Supardi, Leonard, Suhendri, & Rismurdiyati, 2012. Teori-teori Fisika dan penerapannya dapat mengubah dan mengembangkan pandangan dunia di sekitar kita Yuliani, 2017. Berdasarkan hasil observasi di beberapa Sekolah Menengah Atas di Kalimantan Tengah proses pembelajaran fisika di kelas masih sangat monoton dan peserta didik hanya mendengarkan penjelasan dari pendidik yang mengampu mata pelajaran tersebut. Banyak pendidik yang tidak menggunakan media apapun dalam menyampaikan materinya, dan hanya terfokus pada buku teks yang digunakan. pembelajaran fisika masih menggunakan pembelajaran langsung dan monoton. Beberapa pendidik menjelaskan bahwa beliau paham dan mengetahui mengenai macam-macam model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Namun, pendidik tidak menggunakan dan memanfaatkan model pembelajaran yang ada, karena fasilitas yang kurang memadai di dalam kelas, serta pola pikir pendidik yang ingin mengajar secara mudah, karena terbatasnya waktu yang ada. Penelitian yang relavan mengemukakan berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik yang bersangkutan, bahwa hasil evaluasi atau ulangan tengah semester peserta didik kelas XI IPA masih tergolong rendah yang ditunjukan dengan rendahnya nilai yang didapat atau dibawah KKM, hal ini dikarenakan tidak termotivasinya peserta didik dalam proses belajar mengajar Azmi, 2018. Secara psikologis jika peserta didik kurang tertarik dengan metode yang digunakan pendidik, maka peserta didik akan memberikan respon yang kurang mendukung terhadap proses pembelajaran. Selain itu ada yang menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran sebagian besar peserta didik mengikuti pembelajaran matematika, IPA, ataupun fisika dengan sangat terpaksa, merasa mengantuk, membosankan, dan beranggapan bahwa pembelajaran ini menakutkan Suprapti, 2020. Salah satu solusi yang diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut, yaitu penggunaan model pembelajaran yang dipadukan dengan metode menarik, seperti PBL Problem Based Learning, PJBL Project Based Learning, inquiry, Winarti et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 5 1 2021 47-54 49 blended learning, dan atau discovery learning berbasis edutainment. Penerapan model discovery learning membuat peserta didik aktif merekonstruksi pengetahuannya melalui kegiatan penyelidikan. Hasil yang diperoleh akan bermakna dalam memori jangka panjangnya. Model discovery learning berbasis edutainment ini juga mengkombinasikan antara konsep pendidikan dan hiburan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini bertujuan materi yang diajarkan mudah dipahami oleh peserta didik. Model discovery learning pada dasarnya menjadikan peserta didik memiliki kemampuan untuk bertanya, mengobservasi, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan menarik kesimpulan Shinta, Fatmawati, & Nasir, 2020. Hal yang termasuk dalam kategori edutainment diantaranya yaitu social media, teknologi komunikasi digital, dan atau internet. Sehingga pembelajaran yang menggunakan diantara hal tersebut secara tidak langsung pembelajaran tersebut menerapkan metode edutainment Telupun, 2020. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan 1 untuk mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari model discovery learning berbasis edutainment; dan 2 untuk mendeskripsikan penerapani model discovery learning berbasis edutainment dalam pembelajaran fisika. METODE Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka atau Litelature review. Data atau informasi yang didapatkan berasal dari berbagai literature dan disusun berdasarkan hasil studi dari data atau informasi yang diperoleh Ghiffar, Nizamuddin, Nurisma, Kurniasih, & Bhakti, 2018. Data atau informasi berasal dari jurnal karya tulis ilmiah yang relevan dengan penelitian ini. Data penelitian ini bersumber dari data penelitian jenis sekunder, yaitu data-data yang telah ada dan dipublikasikan yang kemudian data tersebut diolah dengan analisis konten. Berikut ini merupakan langkah-langkah dari analisis konten yaitu 1 Merumuskan serta menentukan objek penelitian beserta tindakan berdasarkan tujuan penelitian, 2 Melakukan pemilihan unit analisis yang akan dikaji, yaitu dengan memilih objek penelitian yang dijadikan target analisis, 3 Menggunakan kata dan kalimat yang relevan, 4 Melakukan klasifikasi terhadap kegiatan yang sudah dijalankan dengan menganalisis sejauh mana satuan makna berhubungan dengan tujuan penelitian, 5 Kategori dan satuan makna untuk menemukan hubungan antara satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan arti dan isi tujuan komunikasi tersebut, dan 6 Mendeskripsikan hasil analisis. HASIL DAN PEMBAHASAN Kelebihan dari model discovery learning dan edutainment Ada beberapa kelebihan atau keunggulan dari model discovery learning, diantaranta yaitu menjadikan peserta didik lebih aktif karena mencari tahu sendiri, menyelidiki sendiri, menjadikan peserta didik dapat menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara mandiri tanpa harus menunggu penjelasan pendidik Susanti et al., 2020. Kelebihan discovery learning yang lainnya yakni 1 memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif peserta didik; 2 pengetahuan yang diperoleh sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan ingatan; 3 menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan karena tumbuhnya rasa menyelidiki dalam diri peserta didik; 4 memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri; 5 Winarti et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 5 1 2021 47-54 50 memungkinkan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar; dan 6 dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu Fitri & Derlina, 2015. Edutainment memiliki kelebihan dalam pembelajaran, diantaranya yaitu; meningkatkan gairah dan aktivitas peserta didik, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan, proses pembelajaran dikombinasikan dengan bermain, sehingga peserta didik merasa nyaman, dan memudahkan peserta didik menyampaikan pendapat dan bertanya, serta peserta didik dapat belajar dengan baik Santoso, 2018. Konsep edutainment menghasilkan proses pembelajaran yang santai, nyaman, dan menyenangkan bagi peserta didik Sasmita & Purnamasari, 2020. Berdasarkan uraian di atas dapat dipadukan kelebihan model discovery learning berbasis edutainment yaitu peserta didik dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, mengubah pola fikir peserta didik mengenai sulitnya materi fisika, membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan, peserta didik mudah mengingat materi, dan sebagainya. Kekurangan dari model discovery learning dan edutainment Model discovery learning juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya menimbulkan asumsi bahwa peserta didik harus siap untuk belajar Bagja & Yuliana, 2019. Sehingga memenculkan frustasi dan takut pada diri peserta didik yang kurang pandai; kurang efisien untuk mengajar di kelas besar; membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembelajarannya; lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. Kelemahan edutainment yaitu; proses belajar cenderung membosankan sehingga peserta didik ingin belajar hingga terhibur, sulit membedakan antara proses belajar dengan bermain atau hiburan, dan lebih mengembangkan atau mengutamakan visual daripada menulis, serta berakibat kecanduan apabila lebih banyak bermain atau hiburan dibandingkan belajar dalam prosesnya Azmi, 2018. Berdasarkan kelemahan dari model discovery learning dan edutainment, dapat diartikan bahwa penerapan ini memerlukan waktu yang cukup banyak, dan peserta didik sulit membedakan mana yang termasuk materi dan yang permainan saja, tidak dapat diterapkan pada peserta didik yang jumlahnya cukup banyak. Penerapan model discovery learning dan edutainment terhadap aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran fisika Penelitian yang relevan Azmi 2018 menyimpulkan bahwa dengan menerapkan metode edutainment dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan tercapainya hasil belajar siswa dengan rata-rata diatas 83,33 hingga 93,33 dengan kategori sangat baik. Penelitian lain menunjukkan bahwa ada pengaruh model discovery Learning terhadap aktivitas belajar peserta didik kelas X SMAN 3 Samarinda Halim, Boleng, & Labulan, 2019. Pengaruh Model discovery learning bersifat positif terhadap tingginya aktivitas belajar peserta didik. Pembelajaran fisika dengan menerapkan metode edutainment untuk menekankan prinsip pembelajaran berkualitas namun tidak membuat peserta didik merasa tertekan Maswindah, 2019. Metode edutainment meliputi metode berdiskusi, melakukan simulasi, mengadakan kuis, dan sebagainya, untuk menjadikan Winarti et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 5 1 2021 47-54 51 proses pembelajaran lebih menyenangkan dan peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran Telupun, 2020. Pembelajaran dengan menggunakan science-edutainment berbasis lesson study peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan sangat semangat, senang, dan aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik tersebut Setiadi, Eka, & Supartini, 2020. Penelitian lain menyatakan bahwa discovery learning mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada peserta didik Bagja & Yuliana, 2019; Catur, Istiana, & Sukardjo, 2015. Pendidik dapat menerapkan model discovery learning pada saat proses pembelajaran tujuannya agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan metakognitifnya Susanti et al., 2020. Penelitian lain Wabula, Papilaya, & Rumahlatu, 2020 menyatakan bahwa hasil uji ANCOVA menunjukkan ada pengaruh model pembelajaran discovery learning berbantuan video dan problem based learning terhadap hasil belajar kognitif peserta didik. Seluruh peserta didik mengikuti pembelajaran dengan sangat antusias, leluasa bergerak, dan aktif berdiskusi. Implementasi pembelajaran tersebut telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik Setiadi et al., 2020. Penerapan model discovery learning dan edutainment terhadap kemampuan memecahkan masalah dan pemahaman konsep dalam pembelajaran fisika Penelitian yang relevan Supartinah 2018 menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa penggunaan model pembelajaran discovery learning dengan metode edutainment dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fluida dinamis pada peserta didik XI MIPA 2 SMA N I Sewon. Penerapan discovery learning berpengaruh terhadap penguasaan konsep fisika siswa Sari, Gunawan, & Harjono, 2016. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata penguasaan konsep pada siswa yang diajarkan dengan discovery learning lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. With game-based edutainment media, teachers consider it a good innovation. The teacher supports game-based edutainment media in the learning process. According to the teacher's view of game-based edutainment media, this media will certainly provide fun learning students to improve the abilities of students and attract students Ardani & Setyaningrum, 2018. Mayoritas persepsi peserta didik dan guru mendapat respon yang positif tentang penggunaan media edutainment disaat pembelajaran dari rumah mulai diberlakukan Pratama, Lestari, & I, 2020. Penerapan model discovery learning dan edutainment Terhadap kelayakan media dan kreativitas Penelitian yang relevan menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis edutainment yang dikembangkan valid, praktis, dan efektif untuk melatihkan kreativitas siswa SMK jurusan otomotif pada materi fluida dinamis Sofyan, Wasis, & Ibrahim, 2017. Sedangkan simpulan yang dihasilkan LKPD berbasis discovery learning berbantukan edutainment materi fluida dinamis menghasilkan pembelajaran yang menarik, bermanfaat, mudah dipahami, dan efektif. Penelitian lain Saputri, Darvina, Putra, & Sari 2019 menyimpulkan bahwa pengaruh penerapan Bahan Ajar Interaktif terhadap pencapaian peningkatan kompetensi pengetahuan sebesar 24,8% dan kompetensi sikap sebesar 25,3%. Nilai kompetensi sikap siswa dari satu pertemuan ke pertemuan lainnya selalu meningkat, hal ini Winarti et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 5 1 2021 47-54 52 dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu meningkatnya motivasi belajar siswa terhadap materi fisika terutama materi fluida dinamis. “The application of discovery learning models in learning to write descriptives in grade VII students of SMPN 14 Tangerang City showed good results” Ariyana, Enawar, Ramdhani, & Sulaeman, 2020. Menurut Putra 2020 108 model discovery learning berbasis media animasi sebagai alternative dalam memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan Putra, Sujana, & Wiyasa, 2020. Model GDL sangat efektif diterapkan dalam proses pembelajaran Maarif, Pradipta, Pramuditya, & Noto, 2020. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa metode edutainment dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kreativitas peserta didik Chasanah, 2015. Penelitian lain berpendapat bahwa, modul berbasis edutainment layak dan menarik untuk diterapkan dan efektif, serta respon peserta didik sangat baik Setiyaningsih, 2019. “It can be concluded that edutainment-based comic media as a complementary media very appropriate to be used. It can help teachers in the learning process” Febriyanti & Mustadi, 2020. Hasil pemakaian bahan ajar “Economics Edutainment Book” menunjukkan tingkat kelayakan baik pada aspek edutainment, materi dan bahasa sebesar Setyawati & Widodo, 2020. Berdasarkan pemaparan di atas, pembelajaran menggunakan model discovery learning berbasis edutainment cukup menarik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika. Selain meningkatkan motivasi belajar, juga dapat memudahkan peserta didik untuk mengingat materi yang dipelajari sehingga dapat menngkatkan hasil belajar peserta didik. SIMPULAN Model discovery learning berbasis edutainment dapat menjadikan peserta didik aktif dalam kegiatan belajar dan menyenangkan. Namun, memerlukan waktu yang cukup lama dalam pembelajarannya dan kurang efektif digunakan dalam kelas besar; dan 2 Pada pembelajaran fisika, model discovery learning berbasis edutainment digunakan untuk memahami materi yang cukup sulit dengan cara yang menyenangkan. DAFTAR PUSTAKA Agustina, M., Sesunan, F., & Ertikanto, C. 2017. Pengaruh implementasi media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash terhadap hasil belajar pada materi hukum newton tentang gravitasi. Jurnal Pembelajaran Fisika, 55. Ardani, R. A., & Setyaningrum, W. 2018. Game-based edutainment media using guided discovery approach What teachers say? Journal of Physics Conference Series, 1097. Ariyana, Enawar, Ramdhani, I. S., & Sulaeman, A. 2020. The application of discovery learning models in learning to write descriptive texts. Journal Of English Education And Teaching, 43. Azmi, Z. 2018. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar IPA Biologi Melalui Metode Pembelajaran Science Edutainment di Kelas XI IPA MA NW Kembang Kerang Lombok Timur Tahun 2018/ 2019. Universitas Islam Negeri Mataram. Bagja, S. W., & Yuliana, D. 2019. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan motivasi dan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan 1. Jurnal Rontal Keilmuan Pkn, 51. Catur, S. A. N., Istiana, G., & Sukardjo, Winarti et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 5 1 2021 47-54 53 J. 2015. Penerapan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar pokok bahasan larutan penyangga pada siswa kelas xi ipa semester II SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret, 42. Chasanah, U. 2015. Penerapan Metode Edutainment dengan Kontekstual pada Pembelajaran Matematika di SMA Negeri 7 Malang. Universitas Muhamaddiyah Malang. Febriyanti, R., & Mustadi, A. 2020. Developing edutainment-based comic media in integrative-thematic learning in the elementary school. Jurnal Pendidikan Guru MI, 72. Fitri, M., & Derlina, D. 2015. Pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika, 32. Ghiffar, G., Nizamuddin, M. A., Nurisma, E., Kurniasih, C., & Bhakti, C. P. 2018. Model pembelajaran berbasis blended learning dalam meningkatkan critical thinking skills untuk menghadapi era revolusi industri In Prosiding Seminar Nasional STKIP Andi Matappa Pangkep Vol. 7. Halim, S., Boleng, D. T., & Labulan, P. M. 2019. Pengaruh model pembelajaran discovery learning dan number head together terhadap aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa. Jurnal Pijar Mipa, 141. Maarif, S., Pradipta, T. R., Pramuditya, S. A., & Noto, M. S. 2020. Penerapan model guided discovery learning dalam mengembangkan kemampuan mengkonstruksi bukti geometri. Jurnal Nasional Pendidikan Matematika, 42. Maswindah, A. Y. U. 2019. Pengembangan media kit sifat cahaya berbasis science edutainment pada siswa sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 74. Pianda, D., & Darmawan, J. 2018. Best Practice Karya Guru Inovatif yang Inspiratif Menarik Perhatian Peserta Didik. Sukabumi CV. Jejak. Pratama, L. D., Lestari, W., & I, A. 2020. Efektifitas penggunaan media edutainment di tengah pandemi covid-19. Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 92, 413–423. Putra, I. G. D., Sujana, I. W., & Wiyasa, I. K. N. 2020. Hasil belajar ips menggunakan kolaborasi model discovery learning berbasis media animasi. Journal Of Education Technology, 42. Santoso, T. D. 2018. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Pemeliharaan/ Servis Engine dan Komponen Komponennya Melalui Metode Pembelajaran Edutainment pada Siswa Tingkat X SMK Negeri 4 Kendal. Universitas Negeri Semarang. Saputri, Y. E., Darvina, Y., Putra, A., & Sari, S. Y. 2019. Pengaruh penerapan bahan ajar interaktif bermuatan karakter menggunakan model pembelajaran discovery learning pada materi fluida terhadap pencapaian kompetensi siswa kelas XI SMAN 7 Solok Selatan. Pillar Of Physics Education, 124. Sari, P. I., Gunawan, G., & Harjono, A. 2016. Penggunaan discovery learning berbantuan laboratorium virtual pada penguasaan konsep fisika siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 24. Sasmita, M. A., & Purnamasari, N. L. 2020. Perbandingan metode pembelajaran edutainment dan Winarti et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 5 1 2021 47-54 54 metode pembelajaran konvensional terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi tik Di SMA Negeri 1 Kalidawir. Jurnal Of Education And Information Communication Technology, 21. Setiadi, Eka, A., & Supartini, S. 2020. Implementasi pendekatan science edutainment berbasis lesson study terhadap hasil belajar siswa biologi. Jurnal Pendidikan Biologi, 51. Setiadi, A. E., & Supartini, S. 2020. Implementasi pendekatan science edutainment berbasis lesson study terhadap hasil belajar siswa biologi. JPBIO Jurnal Pendidikan Biologi, 51, 12-19. Setiyaningsih. 2019. Pengembangan Modul Berbasis Edutainment pada Pokok Bahasan Bangun Datar. Universitas Islam Negeri Raden Intan. Setyawati, Y., & Widodo, J. 2020. Pengembangan economics edutainment book penunjang bahan ajar pokok bahasan teori perilaku konsumen. Economic Education Analysis Journal, 91. Shinta, S., Fatmawati, S., & Nasir, M. 2020. Komparasi model problem based learning dan discovery learning terhadap hasil belajar ditinjau dari kemampuan awal. Kappa Journal, 41. Sofyan, M. A., Wasis, W., & Ibrahim, M. 2017. Pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan masalah berbasis edutainment untuk melatihkan kreativitas siswa smk jurusan otomotif pada materi fluida statis. Jurnal Penelitian Pendidikan Sains, 71. Supardi, U. S., Leonard, L., Suhendri, H., & Rismurdiyati, R. 2012. Pengaruh media pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar fisika. Formatif Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 21. Supartinah, A. 2018. Penerapan model pembelajaran discovery dengan metode jigsaw untuk peningkatan kemampuan pemecahan masalah fluida dinamis. Ideguru Jurnal Karya Ilmiah Guru, 32. Suprapti, E. D. 2020. Meningkatkan prestasi belajar irisan kerucut melalui model discovery learning. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Kependidikan, 81. Susanti, D., Anwar, C., Putra, F. G., Netriwati, N., Afandi, K., & Widyawati, S. 2020. Pengaruh model pembelajaran discovery learning tipe poe dan aktivitas belajar terhadap kemampuan metakognitif. Jurnal Inovasi Matematika Inomatika, 22. Telupun, D. 2020. Efektivitas penerapan model pembelajaran edutainment untuk memotivasi peserta didik selama pembelajaran secara daring di masa pandemi covid-19. Jurnal Syntax Transformation, 16. Wabula, M., Papilaya, P. M., & Rumahlatu, D. 2020. Pengaruh model pembelajaran discovery learning berbantuan video dan problem based learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan, Biologi Dan Terapan, 51. Warimun, E. S. 2012. Penerapan model pembelajaran problem solving fisika pada pembelajaran topik optika pada mahasiswa materi fluida dinamis. JPF, 61. Yuliani, H. 2017. Pembelajaran Fisika menggunakan media animasi macromedia flash-MX dan Gambar untuk meningkatkan pemahaman konsep pendidikan fisika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 61. ... This approach is based on the principles of discovery learning extended with the principles of constructivist, socio-cultural and adult learning theory, the concept of computer-based cognitive tools and the aspects on which computational experiments are based. Sofyan, Wasis, and Ibrahim 2017 revealed their findings, namely that discovery learning can increase students' creativity in edutainment-based physics learning Winarti et al., 2021. In other relevant research, discovery learning can improve student learning outcomes in physics learning in circular motion materials Mardiana et al., 2021. ...Noor Izzati Pratiwi Misbah MisbahSarah MiriamNurlaela MuhammadThis study aims to evaluate the most relevant themes related to discovery learning through bibliometric analysis, with its input using the keyword "Discovery learning in Science Learning". The Scopus index database is used in this study as the source database to conduct a bibliometric study for an academic article in the period between 1976 to 2022. This research also uses the VOSviewer app as a bibliometric analysis tool to visualize networks of authors, countries, journals, and keywords. This study found that the number of publications on discovery learning has grown periodically. This study also identifies the top ten authors, top ten affiliations, the top ten countries, and the top ten journal publications as sources in the field of discovery learning. Keyword analysis proves that the study of discovery learning in the last four decades has centred on themes related to computer science education, learning models, discovery learning, public understanding/outreach, high school/introductory chemistry, and constructivism. The bibliometric analysis presented in this study provides relevant information about the main theme learned about discovery learning in science learning, which is seen in the increase in creativity, learning outcomes, and student achievement in school teaching and learning activities.... The aspects contained in the next curriculum are discovery-inquiry methods. Guided discovery teaching as teachers interacting with students with problems and guiding students to discover important concepts with living problems, from old experiences to gradually getting into critical thinking and comprehensively evaluating learning activity, and connecting teaching with real life Winarti et al., 2021;Zhang et al., 2019. Guided discovery learning therefore was to change traditional rules into lively and positive learning. ...Muhammad Akil MusiMuh. Yusri BachtiarHerlinaSitti Nurhidayah IlyasThe value of local wisdom contains the noble values of the nation's ancestors that can be used as capital to form a nation with good and strong character. Multicultural education must be provided in schools and educational environments that have equal opportunities regardless of race, ethnicity, language, religion, gender, cultural background, socio-cultural status, and sexual orientation. This study aims to analyses the application of Bugis cultural values in early childhood learning. The research was conducted through a qualitative approach to describe a phenomenon. Data collection was carried out in the form of interviews, observations and document studies through informants at the Kindergarten. The data analysis technique used in this research is interactive model analysis using triangulation to validate the data. The results showed that the multicultural learning curriculum consisted of multiple intelligences, universal values, gender equality, and local wisdom. The values of local wisdom of the Bugis community in early childhood learning are found to be values, namely sipakatau mutualizing one another, sipakaraja mutual respect, sipakalebbi mutual honoring, sipakainge reminding each other, sipatokkong generating enthusiasm and sipakatuwo supporting each other. The value of local wisdom is integrated in the early childhood learning process.... Pada materi ekosistem bukan hanya pengumpulan antara konsep, fakta, dan prinsip pada proses pembelajaran tetapi juga merupakan suatu proses penemuan Masdariah et al., 2018. Dengan adanya model discovery learning ini dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan permasalahannnya sendiri sesuai dengan tingkat kesukaran, saat peserta didik telah berhasil dalam menyelesaikan masalah dengan tingkat kesukaran yang lebih rendah maka peserta didik dapat melanjutkan ke tingkat kesukaran yang lebih tinggi dari sebelumnya Metha Rozhana & Harnanik, 2019;Winarti et al., 2021. ...Melinina Putri CostadenaNi Wayan SuniasihPemanfaatan teknologi dalam penggunaan bahan ajar belum sepenuhnya optimal pada proses pembelajaran. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menciptakan bahan ajar berupa E-LKPD interaktif berbasis discovery learning pada muatan IPA materi ekosistem kelas V SD. Penelitian pengembangan E-LKPD ini menggunakan model ADDIE. Metode pengumpulan data dalam penelitian pengembangan ini dengan melaksanakan observasi, wawancara, dan kuesioner. Subjek uji coba terdiri dari 1 ahli materi,1 ahli desain, 1 ahli media, uji coba perorangan 3 orang peserta didik, dan uji coba kelompok kecil 9 orang peserta didik Data tersebut dianalis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian review materi pembelajaran memperoleh persentase sebesar 91,6%, hasil review ahli desain pembelajaran memperoleh persentase sebesar 93,75%, hasil review ahli media pembelajaran memperoleh persentase sebesar 93,75%., uji coba perorangan memperoleh persentase sebesar 95%, dan uji coba kelompok kecil memperoleh persentase sebesar 95,31%. Persentase skor keseluruhan diperoleh dengan kualifikasi sangat baik sehingga E-LKPD interaktif berbasis discovery learning materi ekosistem layak digunakan untuk siswa kelas V SD. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam pembelajaran daring untuk menjelaskan materi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi khususnya materi AlimuddinAg. Tamrin Cucuk BudiyantoTuntutan keterampilan abad 21 telah mendorong pendidik untuk terus melakukan inovasi pembelajaran, salah satunya adalah mengembangkan model pembelajaran berbasis mobile. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menghasilkan produk mobile learning berbasis Google Site yang dipadukan dengan model pembelajaran Discovery Learning. Model pengembangan yang digunakan berdasarkan prosedur pengembangan Gall, Gall dan Borg yang terdiri dari 10 tahap dan dilakukan sampai tahap akhir dengan menghasilkan produk final mobile learning berbasis Google Site. Validasi oleh ahli materi mendapatkan nilai 90% dengan predikat sangat layak. Validasi oleh ahli media memperoleh nilai 97,5 % dengan predikat sangat layak. Media telah diujicobakan secara terbatas kepada 15 dan 30 peserta didik yang duduk di kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Setelah memperbaiki produk hasil dari ujicoba terbatas, produk di uji lapangan diperluas ke-3 sekolah dengan total 78 responden. Respon peserta didik terhadap media pembelajaran secara garis besar sangat positif dengan nilai 87,17%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mobile learning berbasis Google Site pada mata pelajaran Teknik Pemesinan Bubut kelas XI Teknik Pemesinan SMK ini tergolong dalam kategori sangat layak dan dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan abad 21 peserta didik di SMKLinda PurnamasariAbdul HakimNurul F. SulaemanDarmadianingsihPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi fluida statis. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental kuasi, dengan desain penelitian yaitu tipe rancangan pasangan subjek melalui tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Samarinda pada kelas XI MIPA 4 dan XI MIPA 5. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran pretest dan sesudah kegiatan pembelajaran posttest, dengan jenis instrumen tes yaitu tes esai. Hasil analisis uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa model discovery learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa, dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini didasarkan pada hasil uji N-Gain dimana rata-rata N-Gain kelas ekperimen adalah 0,6 dan kelas kontrol 0,3 yang mana keduanya termasuk kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA pada materi fluida Eka SetiadiSri SupartiniMetode diskusi dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Pontianak belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa biologi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi pembelajaran dengan pendekatan science-edutainment berbasis lesson study dan mengetahui keberhasilan implementasinya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Kelas XI MIPA 9 dipilih sebagai sampel penelitian. Pengambilan data dilakukan melalui tes kognitif, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil refleksi 100% siswa sudah belajar dengan antusias, leluasa bergerak, dan aktif berdiskusi. Rata-rata nilai siswa sebelum dilakukannya tindakan hanya 49,43 dengan persentase ketuntasan 49,43% dan setelah diajarkan menggunakan pendekatan science-edutainment, pada siklus I rata-rata nilai mencapai 83,71 dengan persentase ketuntasan 77,14% dan meningkat pada siklus II menjadi 89,43 dengan persentase 97,14%. Kesimpulannya implementasi pembelajaran telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kunci Lesson study, science-edutainment, ular tangga, hasil belajar biologi Implementation of science edutainment approach based lesson study to learning outcomes. The discussion method in SMA Negeri 1 Pontianak hasn’t support improvement in Biology learning outcomes. This study aims to describe the implementation of the science-edutainment-based learning approach and find out the student learning outcomes. The method used by Classroom Action Research. Class XI MIPA 9 was chosen sample research Data collected through cognitive tests, observation, and documentation. The results showed that the results of the reflection is 100% of students had learned enthusiastically, were free to move, and were active in discussions. The average student score before taking action was only with a percentage of completeness and after being taught using the science-edutainment approach, in the first cycle, the average value reached with a percentage of completeness is and increased in the cycle II to with a percentage is The conclusion of the implementation of learning has succeeded in improving biology students learning Lesson study, science-edutainment, snakes and ladders, biology learning outcomesPengembangan Modul Berbasis Edutainment pada Pokok Bahasan Bangun DatarSetiyaningsihSetiyaningsih. 2019. Pengembangan Modul Berbasis Edutainment pada Pokok Bahasan Bangun Datar. Universitas Islam Negeri Raden economics edutainment book penunjang bahan ajar pokok bahasan teori perilaku konsumenY SetyawatiJ WidodoSetyawati, Y., & Widodo, J. 2020. Pengembangan economics edutainment book penunjang bahan ajar pokok bahasan teori perilaku konsumen. Economic Education Analysis Journal, 91.pada materi fluida statisM A SofyanW WasisM IbrahimSofyan, M. A., Wasis, W., & Ibrahim, M. 2017. pada materi fluida statis. Jurnal Penelitian Pendidikan Sains, 71.
yangmenyenangkan dalam proses pem- belajaran. Menyenangkan yang di-maksud yaitu guru bisa membuat siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat belajar. Tujuan pembelajaran fisika yang dicanangkan Depdiknas adalah agar siswa menguasai konsep dan prinsip fisika untuk mengembangkan penge-tahuan, keterampilan
Pengertian Metode Metode berasal dari kata metodos yang merupakan dua unsur kata Yunani yaitu Metha yang berarti melewati dan Hodos yang berarti jalan sehingga metode adalah jalan yang dilewati. Setiap jalan yang dilewati psti akan menuju satu titik akhir maka secara implisit Nata 2009 yang dimuat dalam jurnal daniel akbar mendefenisikan metode sebagai jalan yang ditempuh untuh mencapai tujuan. Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Defenisi Pembelajaran Kerja Kelompok Pembalajaran kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar dengan cara berkelompok-kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas yang dirasa perlu dikerjakan secara bersama-sama. Pembelajaran kerja kelompok sangat berpengaruh dalam memotifasi belajar bagi para peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PAI. Dikatakan sedemikian, karena disebabkan Para peserta didik akan lebih terpacu untuk mencari hal-hal yang belum mereka ketahui dengan cara berdiskusi dengan para satuan kelompok mereka. Pembelajaran kerja kelompok mengandung pengertian bahwa para peserta didik dilatih membentuk suatu kepribadian kesatuan serta kebersamaan, karena dengan cara seperti ini peserta didik yang kemampuannya kurang pandai dapat bekerja sama saling tukar pengetahuan dengan peserta didik yang lebih pandai. Penerapan Pembelajaran Kerja Kelompok. Pengkelompokan dapat dilakukan oleh anak didik sendiri, namun biasanya dalam pemilihan kelompok seperti ini didasarkan atas pemilihan teman yang lebih dekat atau lebih initm. Pengkelompokan dapat pula dilakukan oleh pendidik atas pertimbangan-pertimbangan, diantaranya untuk membedakan anak didik yang cerdas , normal, dan lemah. Akan tetapi untuk pengkelompokan seperti ini tugas seorang pendidik sebagai pembimbing akan tersa lebih berat, karena harus secara cermat memperhatikan anak didik yang lemah agar jangan sampai terlalu dirugikan. Sedangkan bagi yang cerdas jangan ada annggapan bahwa dengan adanya kelompok tidak memberi manfaat baginya. Maka dalam hal ini pendidik harus memberikan tugas kepada yang lebih cerdas untuk membantu rekan-rekannya yang dibawahnya lemah. Pendidik dalam menentukan katagori anak yang cerdas dan yang lemah tidak hanya melihat dari nilai yang ada dalam rapor atau hasil tugas sehari-hari, tetapi harus dilihat juga dari kepribadian anak didik yang teori crow and crow ciri-ciri anak yang superior hebat adalah – Observasinya tajam, cepat dan jelas dalam mengatasi pelajaran.– Cepat memberikan jawaban apabila menerima pertanyaan.– Pemahamannya baik dan teratur.– Pemikirannya terang dan logis. Ciri-ciri anak yang lamban adalah Perhatiannya kurang dan jangkauan pikirannya kesukaran-kesukaran dalam memusatkan berpartisipasi dalam kegiatan akademis dan menjadi bingung dalam menghadapi masalah Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Kerja Kelompok Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran kerja kelompok, hal ini disebabkan tiap-tiap individu peserta didik berbeda-beda dalam pengetahuannya maupun kepribadiannya, Berikut beberapa kelebihan serta kekurangannya Kelebihan – Memacu motivasi peserta didik untuk aktif belajar. – Menciptakan rasa kebersamaan serta bekerja sama. – Menanamkan solidaritas antar teman dalam kelompok. – Memudahkan meleksanakan tugas dari pendidik. – Menanamkan pentingnya musyawarah dalam memecahkan suatu masalah. Kekurangan Peserta didik yang mempunyai pengetahuan lemah akan diremehakan oleh yang lebih bagi peserta didik pandai yang merasa rekan sekelompok tidak memberi kemanfaatan malas kerena jauh dari pantauan pendidik. Manfaat Apabila pendidik dalam menghadapi anak didik dikelas merasa perlu membagi-bagi anak didik dalam kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyerahkan suatu tugas pekerjaaan yang perlu untuk dikerjakan bersama-sama maka mengajar dengan cara kerja kelompok sangatlah tepat untuk dilaksanakan Sistem belajar kelompok di rumah bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap bahan belajar yang diberikan pendidik di sekolah. Tujuan tersebut jelas akan bermanfaat bagi peserta didik peserta diskusi kelompok. Manfaatnya antara lain meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang diajarkan pendidik di kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik. c.menumbuhkembangkan rasa sosial di antara sesama peserta sikap dan kerja sama dalam sebuah komunitas atau ajang saling berbagi ilmu kemampuan peserta didik untuk berdiskusi dan berdebat secara sehat. Metode Demonstrasi Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara yang digunakan dalam penyajian pelajaran dengan cara meragakan bagaimana membuat, mempergunakan serta mempraktekkan suatu benda atau alat baik asli maupun tirua, atau bagaimana mengerjakan sesuatu perbuatan atau tindakan yang mana dalam meragakan disertai dengan penjelasan lisan. Contohnya misalnya mendemonstrasikan suatu alat, atau dalam mata pelajaran PAI dalam praktik wudhu dapat diperlihatkan tata cara berwudhu yang baik. Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode Demonstrasi Mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu atau menggunakan komponen-komponen sesuatuMembandingkan suatu cara dengan cara lainMengetahui atau melihat kebenaran sesuatuIngin menunjukkan suatu keterampilan. Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi Tahap persiapan Menetapkan tujuan demonstrasiMenetapkan langkah-langkah demonstrasiSiapkan alat atau benda yang dibutuhkan untuk demonstrasi. Tahap pelaksanaan Mendemonstrasikan sesuatu sesuai dengan tujuan yang disertai dengan penjelasan lisanMemberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan tanya jawabMemberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba dan mempraktekkan. Tahap tindak lanjut dan evaluasi Menugaskan kepada peserta didik untuk mencoba dan mempraktekkan apa yang telah diperagakanMelakukan penelitian terhadap tugas yang telah diberikan dalam bentuk karya atau perbuatan. Sisi Positif Metode Demonstrasi Membuat pelajaran lebih menarik, lebih jelas dan lebih pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang didik dituntut aktif dalam bentuk melakukan pengamatan membandingkan antara teori dan kenyataan serta mempraktekkan secara langsung. Sisi Negatif Metode Demonstrasi Pendidik dituntut memiliki keterampilan khusus terhadap hal-hal yang memenuhi semua peralatan atau benda yang dibutuhkan untuk keperluan persiapan dan perencanaan yang matang. Metode Eksperimen Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah cara mengajar dengan cara peserta didik diajak untuk melakukan serangkaian percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari secara teori. Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami, melakukan sendiri, mengamati suatu objek, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri dan mencari kebenaran. Contohnya untuk membuktikan hukum Azas Black bahwa kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima dapat dibuktikan dengan melakukan eksperimen di laboratorium dengan menggunakan alat kalorimeter. Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode Eksperimen Pembelajaran yang menghendaki peserta didik menunjukkan keterampilan penjelasan mengenai proses terjadinya sesuatu benda atau hal atau proses penarikan kesimpulan. Langkah-langkah Penggunaan Metode Eksperimen Tahap persiapan/perencanaan Menetapkan tujuan petunjuk dan menetapkan langkah-langkah pokok eksperimenMempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan eksperimen Tahap pelaksanaan eksperimen Mengikutsertakan seluruh peserta didik dalam kegiatan pengamatan maupun kembangkan sikap kritis melalui kegiatan tanya jawab, dan diskusi tentang masalah yang kesempatan setiap peserta didik untuk melakukan percobaan sehingga peserta didik merasa yakin tentang kebenaran suatu penilaian dari kegiatan peserta didik, dalam melakukan eksperimen tersebut mulai saat persiapan dan pada waktu pelaksanaan Sisi Postif Metode Eksperimen Memberikan pengalaman praktis kepada peserta kepercayaan atas kesimpulan berdasarkan dan memupuk peserta didik menjadi ahli peneliti yang dapat menghasilkan penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi umat jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam diri peserta didik berkaitan dengan hal yang diujicobakan Sisi Negatif Metode Eksperimen Memerlukan waktu yang ini lebih sesuai digunakan untuk bidang sains dan akan mengalami kesulitan bila langsung mengadakan berbagai fasilitas dan peralatan dalam keuletan, ketelitian dan ketabahan peserta didik dalam semua eksperimen menghasilkan seperti apa yang diharapkan atau yang diteorikan, karena adanya faktor-faktor di luar jangkauan atau pengendalian pendidik atau peserta didik. Metode Resistasi Pengertian Metode Resistasi Metose resistasi atau resistatin method adalah salah satu bentuk metode pembelajaran dimana peserta didik diberikan pemahaman terhadap materi pembelajaran melalui tugas. Syaiful Sagala 2003 219 memberikan defenisi tentang metode resistasi yaitu “metode resistasi atau penugasan adalah penyajian bahan dimana pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan Pendapat lainnya menyatakan bahwa metode resistasi disebut juga metode pekerjan rumah dimana pendidik memberikan tugas tertentu kepada peserta didik diluar jam pelajaran Zuhraini,dkk,1983 96 . Dapat disimpulkan bahwasanya metode resistasi adalah metode pembelajaran dengan pemberian tugas setelah melakukan pembelajaran dan tugas dikerjakan diluar jam pelajaran sekolah. Pemberian tugas pada hakikatnya adalah mengarahkan peserta didik agar melakukan hal-hal bermanfaat disetiap waktunya sehingga akan terjadi perkembangan pengetahuan yang dimiliki. Pemberian tugas sitasi kepada peserta didik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebelum pembelajaran yang dikenal dengan presistasi. Presistasi dimaksudkan untuk mengarahkan perhatian peserta didik terhadap motivasi dan kesiapan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran Purwati,199711, dikutip dari jurnal Hertali vita pramanta. Dan yang kedua yaitu setelah melakukan pembelajaran, inilah yang disebut dengan resistasi sebagaimana yang telah didefenisikan diawal tadi. Tujuan Pembelajaran Resistasi Pemberian tugas pada dasarnya upaya pembimbingan yang dilakukan seorang pendidik saat peserta didik tidak dalam pengawasan mereka. Adapun beberapa tujuan yang diharapkan dari penerapan model pembelajaaran resistasi ini menurut Winarno Surachmat 197991 seperti ini adalah Merangsang agar peserta didik berusaha lebih baik memupuk inisiatif , bertanggung jawab dan berdiri sendiriMembawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat peserta didik yang masih terluang waktu dari pada peserta didik agar dapat digunakan lebih konstruktifMemperkaya pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan diluar sekolahMemperkaya hasil belajar disekolah dengan menyelenggaraka latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya. Langkah-Langkah Penerapan Dalam pelaksanan suatu metode ada langkah-langkah  khusus yang harus diperhatikan agar metode tersebut dapat berjalan sesuai rencana. Adapun hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam melaksanakn metode resistasi yaitu Pendidik Seorang pendidik dalam memberikan beberapa aspek penting yaituMempertimbangkan apakah tugas tersebut akan dikerjakan secara individu atau kelompokMempertimbangkan tingkat kemampuan dan kecerdasan peserta didikMudah dimengerti maksud dan tujuan pemberian tugas oleh peserta didikSelalu memantau apakah ada kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan jika tugas diberikan dalam bentuk latihanSelalu siap untuk melayani pertanyaan peserta didik jika ada materi yang belum jelas atu yang belum dimengertiTidak membebani peserta didik secara berlebihan. Oleh karena itu frekuensi pemberian tugas harus tugas yang diberikan bisa berupa merangkum, membuat makalah, menyelesaikan soal, observasi, demonstrasi dan menyelesaikan proyek tertentu Peserta Didik Menurut soekamto 1997 dalam jurnal Danil Akbar dan Yoni Hermawan yang diterbitkan oleh Universitas Galuh, ada beberapa hal yang harus dituruti peserta didik, diantaranya Memilih dan mendiskusikan tugas dengan pendidikMenerima dan melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh pendidikMenyusun rencana penyelesaian tugasMencari sumber-sumber dataMengolah data baik individu maupun kelompokMenyerahkan tugas yang telah diselesaikan Kelebihan Sangat baik untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal kondusifMemupuk ras tanggung jawab terhadap semua jenis pelajaranMenumbuhkan kebiasaaan giat belajar Kekurangan Seringnya tugas rumah dikerjakan orang lainBanyak peserta didik yang hanya menyelesaikan tugas bukan mengerjakannyaSulitnya memberikan tugas di kelas yang bersifat heterogen karena perbedaan kemampuanKapasitas tugas yang melebihi batas akan membuat perspeksi negatif bagi peserta didik khususnya di tingkat awal Contoh kegiatan Sebelum melaksanakan pembelajaran diberikan suatu pre-test atau presistasi guna melihat pengetahuan dasar peserta didik terkait materi yang diajarkan. Metode Pembelajaran Drill Pengertian Metode Drill Secara defenisi yang diungkapkan oleh Rostiyah 2001125 bahwa yang dikatakan dengan metode driil yaitu suatu cara mengajar yang mana peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan , agar peserta didik memiliki ketangkasan dan keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Dalam versi lain Jeremy Harmer menyatakaan seperti yang dimuat dalam Iam Samsiah 2014 6 bahwa method of driil are thechniquewhere teacher aks student to repeat word and phrases, either in chorus or individually, and then gets them to practise substituted but similar phrase, still under the teacher’s direction. Selanjutnya Sri Anitha 200918 menyatakan bahwa metode drill atau latihan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan yang telah dipelajari oleh peserta didik sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Hamdani juga memberikan defenisi tersendiri tentang metode drill, menurutnya metode drill yaitu metode yang mengajarkan peserta didik agar peserta didik memiliki ketegasan dan keterampilan yang lebih tinggi dari hal-hal yang teah beberapa pendapat tentang defenisi metode drill dari para ahli tersebut maka dapat kita simpulkan defenisi dari metode drill yaitu suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan latihan yang berkaitan dengan materi pelajaran guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan materi tersebut. Tujuan Pembelajaran Melalui Methode Drill Untuk memperjelas kategori yang ditonjolkan oleh suatu metode maka ada yang disebut dengan tujuan pembelajaran bermetode. Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan memanfaatkan metode drill menurut Siti Nurhidayati 201014 adalah sebagai berikutMemiliki keterampilan motorik gerak seperti menghfal kata-kata, menulis, menggunakan alat, membuat sutu bendaMengembangkan kecakapan intelek seperti mengalikan membagi, menjumlahkan, mengurangi akardalam hitungan mencongkak, mengenal benda/bentuk dalam pelajaran static, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainyaMemiliki kemampuan menghubungkan atau mengkorelasikan dan juga kemampuan membandingkan sesuatu keadaan dengan yang lainnya sebagai hubungan sebab akibat. Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan metode drill Dalam melaksanakan suatu instrument ataupun sistem maka ada hal-hal khusus yang harus diperhatikan agar instrument dan sistem dapat berjalan lancar sesuai rencana. Adapun hal-hal yang menjadi catatan khusus dalam pengaplikasian metode belajar drill yaituSifat dan jenis latihan yang diberikan. Sebagai catatan dalam melaksanakan metode drill seorang pendidik dituntut kreatif dalam memberikan bentuk latihan karena pada prinsipnya peserta didik akan bosan dengan mengulangi hal-hal yang sama dalam jangka waktu yang lama. Artinya setiap pertemuan bentuk latihan yang diberikan harus berbeda dari yang sebelumnyaSeorang pendidik yang menggunakan metode drill sejatinya harus paham nilai dari latihan yang diberikan baik dari aspek fisik ataupun mental serta aspek koognitif,afektif dan psikomotornya. Maka dari itu seorang pendidik harus bisa mengaitkan semua aspek tersebut kedalam latihan yang diberikan dan menemukan keterkaitannya dengan materi yang sedang dipelajari. Prinsip dan Ketentuan Pelaksanaan Metode Drill Beberapa prinsip yang harus dipertahankan dalam melaksanakan metode drill adalah Peserta didik harus diberikan pengertian yang mendalam sebeblum melaksanakan latihan tertentuLatihan yang pertama hendaknya bersifat diagnosisLatihan dilakukan secara rutinLatihan harus sesuai dengan tingkat kemampuan pesertaProses latihan hendaknya mementingkan hal-hal yang bersifat esensial dan berguna. Adapun menurut hamdani 2011273 dalam bukunya menyatakan bahwa ketentuan pelaksanaan metode belajar drill yaitu Latihan TerkontrolPendidik meberikan latihan soal dan meminta peserta didik untuk mengerjakannyaPendidik memberi rahan dan petunjuk-petunjuk dalam menyelesaikan tugas yang diberikanPendidik memberikan bantuan kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan ataupun yang kesulitan dalam menyelesaikan tugas tersebutPendidik memberikan perbaikan atau jawaban yang benar dri soal tersebut setelah peserta didik selesai mengerjakannya Latihan MandiriPendidik memberikan beberapa soalPendidik meminta peserta didik untuk menyelesaikan soal tersebut dengan memberikan waktu yang cukupPendidik mengumpulkan hasil kerja peserta didik tersebutPendidik menilai hasil pekerjaan peserta didik Kelebihan Menurut Hamdani 2011, kelebihan metode ini yaitu Ketegasan dan keterampilan peserta didik meningkat lebih tinggi dari hal-hal yang dipelajariSeorang peserta didik benar-benar mengerti hal-hal yang telah dipelajari karena langsung diingatkan dengan latihan yang dikerjakanNana Sudjana1995 menambahkan,Dalam waktu singkat dapat diperoleh keterampilan dan penguasaan yang diharapkan. Kekurangan Menurut Nana Sudjana 1995 kekurangan dari metode ini yaitu Menghambat daya inisiatif dan eksploratif peserta didikKurang memperhatikan relevansi dengan lingkunganMembentuk kebiasaan-kebiasaan yang otomatis dan kakuHadja Sapoetra 2010 juga menyatakan kekurangan dari metode ini yaitu Dapat menimbulkan verbalisme terutama pada pelajaran yang bersifat menghafal. Dimana peserta didik terlatih untuk menguasai materi elajaran dengan cara menghafal dan secara otomatis mengingatkannya kepada pertanyaan penuntun tanpa membuat mereka berpikir logis. Contoh pelaksanaanSuatu pembelajaran yang ketika menyampaikan materi pelajaran pendidik menyelingi dengan memberikan latihan-latihan agar peserta didik tidak terpaku dengan penjabaran yang disampaikan oleh pendidik. Metode Pemecahan Masalah Defenisi Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah problem solving adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful  Bahri Djamara 2006 103 bahwa Metode problem solving metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Menurut 1987146 metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh peserta didik. Sedangkan menurut  Gulo 2002111 menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Senada dengan pendapat diatas Sanjaya 2006214 menyatakan pada metode pemecahan masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa – peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ada beberapa  kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk metode pemecahan masalah yaitu a Mengandung isu – isu yang mengandung konflik bias dari berita, rekaman video dan lain – lainb Bersifat familiar dengan peserta didikc Berhubungan dengan kepentingan orang banyakd Mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki peserta didik sesuai kurikulum yang berlakue Sesuai dengan minat peserta didik sehingga peserta didik merasa perlu untuk mempelajari Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari  metode pemecahan masalah banyak digunakan pendidik bersama dengan penggunaan metode lainnya. Dengan metode ini pendidik tidak memberikan informasi dulu  tetapi informasi diperoleh peserta didik setelah memecahkan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau problem solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah PBL. Menurut Arends 2008 45 pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana peserta didik mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Pada pembelajaran berbasis masalah peserta didik dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya peserta didik dituntut pula untuk belajar secara kritis. Peserta didik diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan peserta didik pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini peserta didik di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Menurut Djahiri 1983133 metode problem solving memberikan beberapa manfaat antara lain Mengembangkan sikap keterampilan peserta didik dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiriMengembangkan kemampuan berpikir para peserta didik, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambahMelalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang bener – bener dihayati, diminati peserta didik serta dalam berbagai macam ragam altenatifMembina pengembangan sikap perasaan ingin tahu lebih jauh dan cara berpikir objektif – mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompokPenyelesaian masalah. Menurut David Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui kelompok dengan prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut 2002 117 1. Mendifinisikan MasalahMendefinisikan masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikuta Kemukakan kepada peserta didik peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan, kemudian minta pada peserta didik untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana brain stroming. Tampunglah setiap pendapat mereka dengan menulisnya dipapan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat Setiap pendapat yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari peserta didik yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan yang tepat, atau dirumuskan kembali rephrase, restate perumusan – perumusan yang kurang tepat. akhirnya di kelas memilih satu rumusan yang paling tepat dipakai oleh semua. 2. Mendiagnosis masalahSetelah berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil, kelompok ini yang akan mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah 3. Merumuskan Altenatif StrategiPada tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara penyelesaikan masalah. Untuk itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi 4. Menentukan dan menerapkan StrategiSetelah berbagai altenatif ditemukan kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan dipakai. Dalam tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang cukup cukup kritis, selektif, dengan berpikir kovergen Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut 1. Merumuskan masalahDalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah. 2. Menelaah masalahDalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang diteliti dari berbagai sudut. 3. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesisMenghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis. 4. Pembuktian hipotesisDalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah dan membahas data yang telah terkumpul. 5. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusanPembelajaran problem solving ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan model pembelajaran problem solving diantaranya yaitu melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang di hadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, serta dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia kelemahan model pembelajaran problem solving itu sendiri seperti beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan peserta didik untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. Dalam pembelajaran problem solving ini memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. Tahap Pembelajaran dengan menggunakan Metode Pemecahan Masalah 1    Merumuskan masalahMengetahui dan merumuskan masalah secara jelas 2    Menelaah masalahMenggunakan pengetahuan untuk memperinci menganalisa masalah dari berbagai sudut 3    Merumuskan hipotesisBerimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab – akibat dan alternative penyelesaian 4Mengumpulkan dan  mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesisKecakapan mencari dan menyusun data menyajikan data dalam bentuk diagram,gambar dan tabel 5 Pembuktian hipotesisKecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung – hubungkan dan menghitungKetrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan 6 Menentukan pilihan penyelesaianKecakapan membuat altenatif penyelesaian kecakapan dengan memperhitungkan akibat yang terjadi pada setiap pilihan DAFTAR PUSTAKA Anitha, S. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta Yama Pustaka. Dr. Daradjat metodik khususpengajaran agama islam,Jakarta bumi aksara Ahmad Sabri, teaching, press. Arends, Richard I. 2008 . Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Edisi Ketujuh/ Buku Dua. Terjemahan Helly Pajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta Pustaka Pelajar Dhajiri, Ahmad Kosasih. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan Games dalam VTC. Bandung Jurusan PMPKn IKIP Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta PT. Grasindo Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta PT. Grafindo. Sudirman,dkk.1987.Ilmu Pendidikan. Bandung Remadja Karya Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain . 2006 Strategi Belajar Mengajar,  Jakarta Rineka Cipta Arifah, P. 2011. Penggunaan metode pembelajaran snowball drilling. Surakarta Universitas Sebelas Maret. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka Setia. Nurhidayati, S. 2010. Implementasi Improving Learning dengan Metode Drill dan Resistasi Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa. Surakarta Universitas Sebelas Maret. Roestiyah, N. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Sapoetra, H. Metode Latihan Drill. diakses tanggal 2 februari 2016 pukul Sudjana, N. 1995. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru Algensindo. Syamsiah, I. 2014. Penerapan metode drill untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jakarta UIN Jakarta. Syarifudin, belajar Media Zuhraini, dkk. 1983. Methodik khusus Prndidikan Nasional Sagala, dan Makna Surachmat, Pengajaran
Melihatperan yang begitu penting, maka menerapkan metode yang efisien dan efektif adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Di bawah ini akan kami paparkan 13 metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa anda jadikan rujukan untuk mendidik anak didik anda.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Proses pembelajaran selama ini masih didominasi oleh guru sehingga belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikir. Cara guru mengajar yang hanya satu arah teacher centered menyebabkan penumpukan informasi atau konsep saja yang kurang bermanfaat bagi siswa. Guru selalu menuntut siswa untuk belajar, tetapi tidak mengajarkan bagaimana siswa seharusnya belajar dan menyelesaikan masalah. Berlakunya kurikulum merdeka menuntut perubahan paradigma pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran yang berpusat pada guru beralih pada siswa student centered. Tetapi, masalah lain pun muncul dikarenakan jumlah alat praktikum yang masih terbilang minim yang membuat siswa, kurang bersemangat dalam melakukan kegiatan praktikum, hal ini dikarenakan ketika melakukan praktikum harus bergantian satu teman dengan teman yang untuk mengatasi hal tersebut, maka apa yang harus kita lakukan sebagai pendidik???? Berdasarkan pengalaman pribadi, penulis mencoba menggunakan model pembelajaran dengan mengunakan media visual berupa youtube, untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, dengan asumsi siswa mampu menerima pembelajaran yang kita berikan, tetapi masih banyak siswa yang kurang memahami penjelasan melalui media visual berupa youtube dan masih kesulitan untuk mengikuti penjelasan materi melalui youtube walaupun sudah diulang dan diputar berkali-kali. Sebagai pendidik tentunya kita tahu memang latar belakang dari siswa sangat beragam dan berbeda-beda kebutuhannya. Tentunya kita harus bisa memberikan pembelajaran klasikal yang disesuaikan dengan kemampuan klasikal siswa, dimana memperhatikan kemampuan anak yang cepat dan lambat dalam menerima penjelasan materi. Lalu apa yang harus kita lakukan para sahabat pedidik...? nah sedikit saran berdasarkan pengalaman penulis sebagai pendidik di SMK Negeri 1 Sale Kabupaten Rembang yang banyak sekali halang rintangnya, yang penulis lakukan adalah menggunakan virtual lab "phet". Dengan menggunakan virtual lab "phet", dapat melakukan praktikum fisika secara virtual, sehingga para siswa dapat praktik secara mandiri maupun berkelompok. Nah dengan hal ini pendidik dapat dengan leluasa menggunakan strategi pembelajaran yang diinginkan. Pendidik dapat menggunakan berbagai model, pendekatan, metode, media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Misalkan ada pertanyaan "bagaimana jika menggunakan metode diskusi kelompok? Apakah tetap masih bisa berjalan?" jawabannya adalah sangat bisa. Karena dengan menggunakan virtual lab tersebut, siswa dapat leluasa mencoba berbagai macam praktikum yang ada di virtual lab tersebut. Sehingga akan menumbuhkan rasa senang siswa terhadap materi yang kita menggunakan media virtual lab tersebut, dapat sedikit membantu terutama dalam belajar Fisika dalam mata pelajaran IPAs. Jika ada solusi lain dari teman-teman pendidik sekalian dimohon untuk memberikan sarannya demi membangun pendidik dan siswa di era milenial menuju pendidikan abad 21 dan masa depan yang serba Unik Setyorini Lihat Pendidikan Selengkapnya
Makalah"Metode Pembelajaran Individual" ini penulis sampaikan kepada dosen Belajar dan Pembelajaran Fisika sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Dalam penulisan makalah ini,penulis menemukan banyak sekali kesulitan, namun penulis menyadari bahwa semua kesulitan itu merupakan bagian dari proses pembelajaran.
Bandung – Mengubah cara pandang bahwa fisika sulit dan menakutkan tentu bukan perkara mudah. Namun lain hal dengan para penggagas lahirnya Incredible Physics INDY besutan Program Studi Prodi Fisika Universitas Katolik Parahyangan UNPAR. Didesain menarik dan menyenangkan, para pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas SMA akan diajak terjun menikmati keindahan fisika melalui aktivitas di INDY dengan berbagai pendekatan. Dosen Prodi Fisika UNPAR, Risti Suryantari, menuturkan bahwa INDY telah berjalan sejak 2019 silam. Saat itu, para penggagas, dalam hal ini dosen-dosen di Prodi Fisika UNPAR memiliki asa supaya fisika bisa menarik perhatian pelajar, utamanya SMA agar memandang fisika bukan hanya sekumpulan rumus yang sulit apalagi menakutkan. “Kami ingin lebih memperlihatkan bahwa fisika itu aplikasinya sangat luas dan sebetulnya kalau kita eksplorasi lebih dalam, fisika itu indah. Jika kita melihat kata Incredible Physics’, menunjukkan begitu luar biasanya fisika terutama sebagai dasar perkembangan teknologi,” tutur Risti, Jumat 21/5/2021 INDY, lanjut dia, merupakan suatu bentuk workshop fisika yang khusus dirancang bersama para pakar di bidangnya agar para siswa SMA dapat lebih jauh mempelajari materi-materi menarik dalam fisika. Menurut dia, tak dimungkiri bahwa pembelajaran fisika di tingkat SMA cenderung konvensional seperti belajar rumus dan bagaimana mengerjakan soal. Lebih lanjut, melalui INDY, pelajar diajak mengeksplorasi materi yang tak pernah mereka terima di SMA seputar teori dan eksperimen. “Pertama kali digagas tahun 2019, kami memikirkan bagaimana anak-anak sekolah agar tertarik mempelajari fisika. Melalui INDY diharapkan mereka dapat mengeksplorasi fisika lebih dalam, dengan materi-materi yang mengikuti perkembangan terkini. Karena sebetulnya banyak aspek dari eksperimen dan teori yang dapat dikaitkan dengan teknologi dan sesuatu yang sedang tren saat itu,” ujarnya. Dia pun mengungkapkan bahwa tema INDY tiap periode penyelenggaraannya akan berbeda, mengikuti tren terkini. Sementara metode pembelajaran yang dipakai adalah model pembelajaran aktif, dimana para pelajar diajak mengeksplorasi secara mandiri menggunakan peralatan atau piranti lunak dengan didampingi para pakar. Saat workshop berlangsung, para peserta akan dibekali dengan peralatan yang telah disiapkan. “Peserta diberikan kit peralatan sesuai dengan temanya, kemudian melakukan eksplorasi. Pertamanya tentu dipandu oleh narasumber, tetapi kemudian mereka dapat mencoba sendiri. Dari situ mereka akan menemukan masalah, kemudian menemukan juga solusinya. Harapannya adalah mereka dapat memandang fisika bukan sesuatu yang sulit dan rumit karena banyak rumus. Melainkan lebih melihat bahwa belajar fisika itu menyenangkan,” ucap Risti. INDY 2021 Medio 2021 ini, tepatnya pada 3, 10, dan 17 Juli akan dilaksanakan INDY 2021. Namun penyelenggaraan workshop bakal berlangsung secara daring via Zoom, berhubung situasi dan kondisi pandemi Covid-19 dan mengikuti pematuhan protokol kesehatan. Risti memaparkan bahwa pelajar SMA masih menjadi sasaran peserta, meskipun tak menutup kemungkinan untuk pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP mengikuti INDY ke depannya. Topik utama pada INDY 2021 adalah 1 Deep Learning, Convolutional Neural Network, Implementasi pada Hardware, dan 2 Einstein Gravity, Solving Einstein Equations with MAPLE, Light Ring at The Center of M87. Kit peralatan nantinya akan dikirim terlebih dahulu sebelum workshop dimulai usai para peserta melakukan Registrasi INDY 2021. “Metodenya nanti masih sama, kami akan membekali mereka dengan peralatan. Peralatan akan kami kirim ke alamat masing-masing peserta setelah mereka melakukan registrasi dan akan mendapatkannya sebelum workshop. Nanti ketika workshop berlangsung meskipun daring, mereka tetap dapat mencoba dengan panduan dari narasumber. Jadi tetap bisa mengeksplorasi langsung,” katanya. Meski nantinya berlangsung secara daring, Risti optimistis penyelenggaraan INDY 2021 akan berjalan lancar. Berdasarkan pengalaman 2020 lalu, saat timnya memberikan workshop dalam bentuk Pelatihan Guru Fisika PGS secara daring, kegiatan berlangsung baik dan tak ada hambatan berarti. Meskipun tak dimungkiri, kendala saat pelatihan daring bisa saja terjadi. “Pengalaman kami memberikan workshop untuk guru dalam suasana daring dan kami kirimkan alat, cenderung cukup lancar. Namun untuk daring INDY 2021 ini memang nanti kesulitannya jika ditemukan masalah, tidak bisa langsung kami lihat masalahnya karena kalau saat offline kami bisa lihat, oh ini masalahnya di sini dan sebagainya,’. Jadi peserta harus menjelaskan masalahnya seperti apa, mungkin kesulitannya lebih ke situ. Meskipun pada akhirnya pasti bisa diselesaikan,” tuturnya. Cintai Fisika Dia pun berharap INDY ke depannya dapat menjangkau semua pelajar di berbagai tingkatan. Meskipun untuk INDY sendiri memang dari awal konsepnya menyasar pelajar sekolah menengah, utamanya pelajar SMA. Tentunya tetap pada fokus untuk mengenalkan keindahan fisika dengan target besar agar anak-anak tersebut dapat termotivasi belajar fisika lebih dalam dengan cara menyenangkan. “Image akan fisika itu sulit, fisika itu menakutkan, diharapkan tidak ada. Karena bagaimanapun juga kami sangat berharap pada generasi muda atau penerus bangsa ini untuk dapat mencintai sains dan mencintai fisika. Sehingga nanti dapat turut berkontribusi pada perkembangan teknologi di Indonesia,” ujar Risti. Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR 1PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE PROBLEM-POSING SECARA BERKELOMPOK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA Skripsi O Author: Yuliani Muljana. 15 downloads 189 Views 398KB Size. Report. DOWNLOAD PDF. Recommend Documents. Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti tentang semesta dan bagaimana ia bekerja. Beberapa ilmuwan fisika yang terkenal dan berpengaruh diantaranya adalah Galileo Galilei yang disebut sebagai Bapak Fisika Modern, Albert Einstein si Genius yang menemukan persamaan E=mc2, Isaac Newton dengan penemuan terkenalnya tentang gravitasi, dan Thomas Edison yang membantu seluruh dunia menjadi terang dengan penemuan lampu pijarnya. Fisika termasuk salah satu ilmu sains yang menarik, sebab setiap muncul teori baru bukan hanya membawa jawaban melainkan juga teka-teki baru yang harus dipecahkan. Sehingga selama alam semesta masih ada, maka belajar fisika juga tak akan ada habisnya. Sayangnya, sama seperti matematika, fisika juga kerap dianggap menakutkan dan dikenal sangat sulit bagi sebagian murid karena memiliki banyak rumus serta hitungan yang kompleks. Hal ini ternyata berpengaruh dan membuat belajar fisika seolah terasa sangat berat dan seperti mustahil dilakukan. Padahal, fisika juga erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, tentu akan sangat menguntungkan jika dapat memahaminya, bukan? Ternyata, ada hal-hal yang bisa dilakukan agar belajar fisika terasa menyenangkan, lho, langsung saja simak tips-tipsnya berikut ini. 6 Tips Menyenangkan Belajar Fisika 1. Pikiran Mempengaruhi Perilaku Benarkah fisika sulit? Sebetulnya tidak juga. Sulit tidaknya suatu hal tergantung bagaimana kamu memandangnya. Sayangnya, banyak yang berpikir bahwa belajar fisika adalah hal yang rumit, tidak menyenangkan, dan bikin sakit kepala, sehingga mempelajarinya pun menjadi sulit bahkan bisa memunculkan rasa malas. Dalam rumpun Ilmu Psikologi terdapat terapi CBT atau Cognitive Behavioral Therapy yang memungkinkan merubah perilaku dengan cara memperbaiki pemikiran yang keliru. Sehingga bila mengacu pada konsep CPB ini, agar memunculkan semangat belajar fisika menjadi lebih lancar, kamu perlu menghilangkan pemikiran bahwa fisika itu tidak mudah. 2. Belajar dari Dasar Belajar ilmu pasti yang selalu terkait dengan rumus memerlukan usaha yang keras dan proses yang tidak sebentar. Sama seperti ketika bayi baru lahir, tak mungkin langsung bisa berlari, kan? Bayi akan belajar tengkurap, duduk, merangkak, berjalan perlahan, baru kemudian bisa berlari. Belajar fisika juga sebaiknya dimulai dengan mempelajari bab paling dasar terlebih dahulu agar memiliki pemahaman yang baik sehingga ketika mengerjakan persoalan yang rumit, kamu tidak kebingungan. Baca juga Fisika Kuantum 3. Pahami, Bukan Menghafal Dalam proses belajar fisika, kamu tak bisa hanya dengan menghafal rumus, misalnya rumus gaya F = m x a. Tetapi, kamu perlu juga mengerti seluk beluk rumus tersebut, bahwa gaya adalah salah satu besaran turunan dan memiliki satuan newton N, sekaligus familiar dengan istilahnya; F = gaya, m = masa benda, dan a = percepatan. Dengan mengerti suatu rumus atau materi secara menyeluruh akan membantu kamu untuk lebih memahami dan membantu ketika mengerjakan soal-soal nanti yang biasanya terdapat modifikasi. 4. Mencatat dan Membuat Rangkuman Salah satu metode yang ampuh untuk membantu memahami materi adalah dengan metode membuat rangkuman dan mencatat manual. Ketika mencatat, kamu tak hanya membaca namun juga menuliskan ulang seluruh bacaan itu ke dalam kertas. Nah, proses menulis ulang inilah yang bisa membantu kamu untuk mengingat kembali materi tersebut. 5. Perbanyak Latihan Soal Kadangkala, satu rumus bisa dimodifikasi menjadi puluhan tipe soal yang berbeda. Sayangnya ketika ujian, kita tidak bisa menebak tipe soal manakah yang akan muncul nantinya. Karena itu sangat disarankan untuk memperbanyak latihan mengerjakan soal-soal dengan tipe dan kesulitan yang berbeda-beda. Sebab semakin banyak kamu berlatih mengerjakan soal dengan tipe-tipe yang berbeda, maka kemampuan dan pemahaman kamu akan semakin meningkat. 6. Cari Referensi yang Menyenangkan Belajar yang efektif tentu saja membutuhkan sumber atau referensi yang valid. Untungnya sekarang telah banyak tersedia media online seperti Youtube dimana kamu bisa menemukan konten-konten menarik untuk belajar fisika. Namun, bila kamu lebih suka membaca, ada banyak pula judul-judul buku yang bisa kamu coba untuk dijadikan referensi belajar. Salah satunya adalah buku 100% Jawara Fisika karya Taufik Hidayat, sangat cocok untuk kamu yang sedang duduk di bangku SMA dan isinya begitu lengkap untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional. Buku ini berisi materi dasar sampai akhir dengan penjelasan yang mudah dimengerti, contoh soalnya bervariasi, dan dilengkapi juga dengan pembahasannya. Jika kamu lebih suka belajar dengan gambar yang lucu dan menarik, bosan dengan buku teks yang penuh dengan tulisan, mungkin buku Kartun Fisika karya Larry Gonick bisa kamu coba. Buku Kartun Fisika dilengkapi dengan ilustrasi semacam komik, penjelasannya disisipi humor, dan disertai penjelasan grafis yang membuat konsep terasa lebih mudah dimengerti. Kalau kamu penasaran dengan kedua buku tersebut, kamu bisa mengunjungi laman untuk membeli buku fisiknya, atau kamu dapat membaca e-booknya secara legal di Gramedia Digital. MetodePembelajaran : Praktikum Definisi Praktikum Eureka Pendidikan. Partnership for 21st Century Skills (2013) sebagai salah satu acuan pendidikan menyebutkan bahwa kompetensi yang perlu ditingkatkan pada peserta didik di abad-21 meliputi materi inti, keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan teknologi informasi dan media, dan keterampilan hidup dan karier (life skill). Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Rendahnya kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran dalam pendidikan merupakan masalah yan penting bagi setiap bangsa yang sedang berkembang atau yang telah maju sebab pendidikan merupakan salah satu tolak ukur krmajuan suatu bangsa. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan dilihat dari kualitas proses dan hasil belajar yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa " tujuan pendidkan nasional dalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman danbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memilliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Melalui pendidikan fisika siswa dilatih untuk dapat berpikir secara kritis, logis, cermat, sistematis, kreatif dan inovatif. Hal ini merupakan beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan fisika yang baik. Di samping itu ada beberapa sikap positif yang dapat berguna dalam pemecahan masalah percaya diri, pantang menyerah, ulet dan disiplin dalam melalukan segala sesuatu. Pendidkan fisikan yang terbaik hanya akan terjadi jika proses belajar mengajar fisika di dalam kelas berhasil membelajarkan siswa untuk berpikir dan bersikap. Pada kenyatan yang sering kita lihat di sekolah, terdapat siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika. Sebagian siswa menggangap bahwa pelajaran fisika itu sebagai pelajaran yang menakutkan, sulit serta membosakan. Pandangan negatif siswa terhadap pelajaran fisika ini menyebabkan rendahnya hasil belajar dan minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika. Pada hal jika ditelisik dari konsep pembelajaran, pelajaran fisika semestinya menjadi mata pelajaran yang sangat menyenangkan dan di sukai oleh beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa pelajaran fisika tidak di sukai oleh siswa, salah satunya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas. Masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional atau metode ceramah. Metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling mudah, padahal tidak semua mata pelajaran cocok menggunakan metode ceramah. Dengan metode ceramah pusat pembelajaran hanya terletak pada guru, siswa lebih banyak menengarkan dan mencatat informasi tanpa mengetahui konsep dari pembelajaran itu sendiri. Sehingga keterampilan yang ada di dalam diri siswa tidak dapat terlatih dengan baik. Selain itu juga, minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika akan menurun dan akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika. Proses pembelajaran yang berlangsung satu arah dan monoton tersbut menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang dapat meningkatkan minat belajar siswa yang pada akhirnya tidak bisa dipugkiri masih banyak menggangap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan menbosankan. Sehingga, siswa tidak dapat menerapkan konsep pembelajaran fisika dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru yang dibuat sedikit berbeda. Oleh karena itu dalam pembelajaran fisika guru perlu menggunakan model pembelajaran yang tepat dan menarik sehingga siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan pembelajaran yang menjadi kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata. Didalam kehidupan sehari-hari peserta didik telah banyak dihadapkan dengan sebuah masalah baik dilingkungan rumah, sekolah ataupun di masyarakat. Kurangnya kepercayaan uang di berikan kepada peserta didik di lingkugan keluarga untuk menghadapi masalah-masalah yang ada merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik tidak terlatih untuk melalukan problem solving. 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Artikelini dengan singkat menjelaskan tentang pembelajaran fisika yang humanistik dan menyenangkan dengan rincian: (1) apa artinya pembelajaran fisika humanistik, (2) bagaimana dilakukan, dan (3) apa yang dibuat guru dalam mengajar. Pembelajaran fisika humanistik dimengerti sebagai pembelajaran fisika yang lebih bersifat manusiawi. Dalam
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan erat dengan kehidupan. Atrikel ini akan membahas Tips belajar fisika supaya menyenangkan, asal mengetahui dasar dan cara belajar yang tepat. Sejatinya ada banyak cara belajar mulai kelompok atau les privat di Edumaster. Sebagai lembaga kursus privat yang profesional dan terpercaya, berikut ini ia paparkan tips belajar fisika agar mudah dikuasai. Inilah Tips Belajar Fisika Agar Mudah DitaklukkanUbah Mindset Bahwa Fisika MenyenangkanPahami Konsep Terlebih DahuluBelajar Dari Materi yang Paling MudahRajin BerlatihJangan Lupa untuk MencatatPilih Cara Belajar yang SesuaiCara Menyenangkan Belajar Fisika Bertanya kepada guruMengingat rumus dengan cara menyenangkanMembuat kelompok belajarBelajar mandiri atau privatKenapa Harus Belajar Fisika?Salah satu ilmu yang menantangBermanfaat untuk peluang studi berikutnyaBerguna dalam kehidupanMenjadi peluang untuk mendapatkan kerjaMembuat otak tetap berpikir Inilah Tips Belajar Fisika Agar Mudah Ditaklukkan Ubah Mindset Bahwa Fisika Menyenangkan Salah satu hal yang membuat banyak orang berpikir jika fisika merupakan pelajaran yang sulit adalah mindset dari diri mereka sendiri. Agar belajar fisika menjadi kegiatan yang menyenangkan ubah cara pandang dan atur dalam pikiran bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang mudah untuk dipelajari. Memang bukan hal yang mudah untuk mengubah mindset tersebut. Namun dengan menerapkannya paling tidak anak akan terbiasa dan sedikit demi sedikit hingga menjadi sebuah kebiasaan. Dengan menerapkan tips belajar fisika ini, belajar tak lagi menjadi beban justru menjadi suatu kegiatan yang mengasyikkan. Pahami Konsep Terlebih Dahulu Supaya memahami setiap materi, akan lebih baik jika dimulai dari paham konsep ilmu fisika terlebih dahulu. Akan menjadi sebuah hambatan jika tiba-tiba harus menghafal atau menggunakan sebuah rumus tanpa mengetahui tujuan menggunakannya. Selain rumus, singkatan juga perlu untuk dipelajari paham maksud dan tidak salah arti. Dengan memahami konsep dari awal, belajar tidak hanya mudah tapi lebih cepat dicerna oleh otak. Cara belajar fisika yang menyenangkan lewat dengan memahami konsep ini juga menjadi gambaran umum yang nantinya akan membawa setiap orang untuk belajar lebih spesifik. Belajar Dari Materi yang Paling Mudah Tips belajar fisika berikutnya yaitu, mulai belajar dari materi yang paling mudah atau setidaknya yang paling dikuasai. Hal ini merupakan kegiatan dasar yang biasa dilakukan ketika belajar, tidak hanya fisika saja namun semua mata pelajaran. Belajar dari materi yang mudah akan membuat otak mengingat kembali materi yang pernah dipelajari sebelumnya. Uniknya dengan belajar dari hal yang mudah akan menjadi parameter bahwa sang anak benar-benar menguasai materi tersebut. Selain itu, materi tersebut biasanya akan berkaitan dengan materi selanjutnya yang akan dipelajari, maka tidak heran jika cara ini menjadi tips belajar fisika efektif khususnya bagi para pemula atau yang sudah lama tidak mempelajari ilmu tersebut. Rajin Berlatih Setelah mempelajari materi yang mudah, jangan lupa untuk berlatih soal-soal agar semakin paham. Sama seperti yang sebelumnya, kerjakan latihan soal dari yang termudah dahulu sebagai pemanasan baru beralih ke soal yang lebih sulit. Salah satu tips mudah belajar fisika SMA bisa mulai mengerjakan latihan di buku pegangan yang dimiliki karena biasanya buku tersebut tidak hanya materi namun juga soal latihan. Sulit menemukan sumber latihan? Manfaatkan kecanggihan teknologi dengan mencarinya di internet atau meminjam bank soal dari teman kelas yang berbeda. Ada banyak cara mendapatkan soal-soal latihan fisika yang dapat digunakan sebagai bahan latihan. Dengan rajin berlatih, anak akan semakin paham dan setidaknya menguasai pelajaran yang telah diterangkan oleh guru di sekolah. Jangan Lupa untuk Mencatat Tips belajar fisika yang tak kalah penting yaitu mencatat setiap materi yang tidak dimengerti. Kegiatan ini sangat penting, karena dengan mencatat anak bisa mengetahui bagian atau materi apa yang menurutnya sulit untuk dipahami. Terlebih hasil tulisan sendiri akan mudah dipahami karena ditulis sesuai dengan kebutuhan dan gaya masing-masing. Pastikan mencatat materi yang telah diterangkan dengan rapi dan terkonsep, sebab dengan begitu tulisan lebih enak dibaca pun dipelajari. Ada beberapa cara agar catatan tampak lebih menarik yaitu dengan menambahkan garis atau warna yang beragam dari spidol atau pulpen. Dengan begitu, semangat untuk belajar akan semakin tinggi. Pilih Cara Belajar yang Sesuai Terlepas dari semua tips di atas, paling penting adalah cara belajar yang menyenangkan. Hal ini sangat penting, karena jika menerapkan cara belajar yang salah alih-alih memahami pelajaran, anak justru merasa bosan atau bahkan tertekan. Oleh karena itu, kenali dan pahami tips belajar fisika efektif supaya materi masuk dalam ingatan. Cara Menyenangkan Belajar Fisika Setelah mengetahui tips belajar fisika, terapkan dengan baik agar ilmu fisika bisa dipahami dengan mudah. Kini, langkah berikutnya yaitu bagaimana caranya membuat belajar yang menyenangkan. Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya berikut ini; Bertanya kepada guru Sesaat setelah guru menjelaskan biasanya, akan diberikan kesempatan bertanya. Pada saat itulah, waktu yang tepat untuk menanyakan bagian mana saja yang kurang dimengerti. Materi fisika yang berisikan banyak teori dan rumus rumit membuat beberapa anak kesulitan. Oleh sebab itu, manfaatkan momen tersebut untuk bertanya. Mengingat rumus dengan cara menyenangkan Bukan hal baru lagi jika fisika mempunyai banyak rumus. Beberapa anak kerap kesulitan dan menganggap rumus sebagai momok yang menakutkan. Menghafal rumus bukan hal mudah, terlebih dengan jumlah yang sangat banyak. Alih-alih menghafal cobalah untuk mengingatnya agar tidak terbebani dengan anggapan tersebut. Untuk mensiasati anggapan tersebut ada baiknya mengingatnya dengan cara yang menyenangkan seperti membuat lagu dengan lirik rumus-rumus di dalamnya. Selain lagu, bisa pula mengingat rumus dengan cara jembatan keledai. Maksudnya mengingat rumus pokok terlebih dahulu baru rumus turunannya. Dengan begitu, rumus bukanlah hal yang perlu ditakutkan lagi. Membuat kelompok belajar Cara yang cukup menyenangkan untuk belajar fisika yang kedua yaitu dengan membentuk kelompok belajar. Belajar berkelompok biasanya disukai anak-anak karena selain dapat bekerja sama, mereka lebih leluasa mengeluarkan pendapatnya. Selain itu, tips mudah belajar fisika SMA ini bisa diterapkan baik dalam kelas ataupun di luar kelas. Jika menemukan kecocokan setiap anak akan senang belajar dengan kelompoknya, sehingga bukan tidak mungkin untuk menciptakan suasana belajar fisika yang menyenangkan. Belajar mandiri atau privat Selain belajar kelompok, cara berikutnya yaitu dengan belajar mandiri atau bisa juga mengambil les privat fisika. Beberapa anak terkadang lebih menyukai belajar dalam keheningan dengan caranya sendiri tanpa diinterupsi orang lain. Oleh karena itu, belajar mandiri ini sangat dianjurkan bagi mereka. Selain itu, jika ingin ditangani oleh guru profesional di luar seolah Anda bisa mengambil les privat. Anda bisa memilih Edumaster sebagai lembaga les privat fisika, karena tidak hanya memberikan layanan privat namun juga menjadi sahabat anak ketika belajar. Selain itu, kurikulum yang digunakan tidak hanya bertaraf nasional namun juga internasional. Kenapa Harus Belajar Fisika? Sebagai salah satu studi yang cukup tua, fisika memiliki peran pengetahuan yang cukup penting dalam kehidupan. Terdapat banyak manfaat yang diperoleh jika mempelajari ilmu tersebut, antara lain sebagai berikut. Salah satu ilmu yang menantang Banyak yang menyebut jika fisika adalah gabungan antara matematika dan ilmu pengetahuan alam. Memang tak bisa dipungkiri, jika fisika tidak hanya menjelaskan tentang teori saja, namun juga rumus-rumus di dalamnya terlepas materi untuk anak sekolah atau perguruan tinggi. Mempelajari fisika juga harus memiliki kemampuan berhitung yang kuat karena di beberapa soal kerap kali menemukan rumus rumit. Selain itu, mampu berpikir secara analitis karena dalam belajar fisika sering muncul ilmu dan konsep baru. Oleh sebab itu, banyak yang menyebut bahwa fisika adalah ilmu menantang yang menggabungkan banyak konsep di dalamnya. Bermanfaat untuk peluang studi berikutnya Mempelajari fisika secara mendalam akan menjadi pintu gerbang distudi berikutnya khususnya bagi pelajar SMA. Bagi beberapa individu yang ingin mendalami ilmu fisika dan mendapatkan gelar sarjana bahkan master baik itu di bidang fisika murni, terapan, kosmologi dan astrofisika. Akan sangat cocok untuk belajar fisika sejak dini apabila memiliki tekad kuat untuk menjadi seorang yang ahli dalam bidang tersebut, karena sejatinya ilmu fisika tidak hanya berguna dalam pendidikan namun juga kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, gunakan tips belajar fisika efektif dan efisien agar peluang masuk perguruan tinggi juga semakin lebar. Berguna dalam kehidupan Pernahkah terlintas di benak Anda jika ilmu fisika selalu mengelilingi kehidupan kita? Banyak yang tidak sadar bahwa fisika sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari sebut saja gravitasi dan energi. Selain itu, teknologi modern yang biasa digunakan setiap hari tidak lepas dari ilmu fisika. Tidak hanya menambah wawasan, belajar fisika akan sangat berguna bagi kehidupan. Banyak ilmu dalam fisika yang bisa digunakan sebagai penjelasan alam semesta, sebut saja tata surya, fenomena alam hingga cara kerja hal-hal kompleks lainnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mempelajari disiplin ilmu tersebut baik secara mandiri atau berkelompok. Menjadi peluang untuk mendapatkan kerja Ilmu fisika merupakan ilmu sains. Banyak yang beranggapan bahwa setiap lulusan ilmu fisika akan menjadi seorang ilmuwan. Padahal sebenarnya ada banyak pekerjaan yang cocok untuk lulusan ilmu sains ini selain menjadi ilmuwan. Meskipun akan lebih mudah jika bekerja sesuai dengan ilmu relevan yang pernah dipelajarinya. Beberapa jenis pekerjaan yang bisa digeluti oleh lulusan fisika selain menjadi ilmuwan antara lain analis laboratorium, ahli matematika, guru bahkan bekerja di bidang teknologi. Dengan banyaknya jenis pekerjaan dari berbagai sektor menjadi alasan kuat mengapa ilmu fisika amat berguna. Pelajari ilmu tersebut dengan baik dan ikuti tips belajar fisika di atas. Membuat otak tetap berpikir Seperti yang telah disebutkan sebelumnya jika fisika merupakan gabungan ilmu sains dan matematika. Berkembangnya ilmu ini turut berperan untuk membuat otak terus aktif dan berpikir ketika mempelajarinya. Perkembangan ilmu fisika dari waktu ke waktu menjadikan Anda khususnya penggemar sains turut ikut andil di dalamnya. Dari perkembangan tersebut banyak yang menyebut jika fisika tidak hanya mempelajari tentang teori namun juga lebih dinamis dengan bukti-bukti nyata di sekitarnya. Atas dasar itulah, kenapa fisika sangat cocok untuk membentuk pemikiran kritis dan terbuka. Itulah beberapa tips belajar fisika yang dapat dilakukan. Supaya belajar semakin menyenangkan Anda bisa memilih kursus Edumaster. Layanan privat yang memfokuskan kepada pengembangan motivasi dan skill tersebut tidak hanya memberi pengajaran kepada siswa namun juga turut menciptakan perkembangan yang positif secara akademik. QEBEo5m.
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/414
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/504
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/215
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/711
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/444
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/12
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/813
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/342
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/816
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/286
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/751
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/43
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/478
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/423
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/83
  • metode pembelajaran fisika yang menyenangkan