puisi taufik ismail kerendahan hati rahmat firdaus Kerendahan Hati karya taufik ismail Karyaka taukarkafik ismail Kalau engkau tak mampu menjadi beringin Yang tegak di puncak bukit Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, Yang tumbuh di tepi danau Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang Memperkuat tanggul pinggiran jalan Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya Jadilah saja jalan kecil, Tetapi jalan setapak yang Membawa orang ke mata air Tidaklah semua menjadi kapten Tentu harus ada awak kapalnya…. Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi Rendahnya nilai dirimu Jadilah saja dirimu…. Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri Makana puisi Dalam puisi “Kerendahan Hati” karya Taufik Ismail menceritakan tentang kehidupan yang baik untuk seseorang yaitu menjadi pribadi yang rendah hati dan dalam hidupnya bisa selalu bermanfaat bagi orang lain, selalu menjadi diri sendiri sebaik-baiknya diri sendiri. Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik dalam Puisi Instrinsik a. Tema yaitu ide, pokok pikiran, gagasan atau hal yang hendak dikemukakan oleh penulis baik secara tersirat maupun tersurat. Puisi diatas bertemakan menceritakan tentang kehidupan yang baik untuk seseorang yaitu menjadi pribadi yang rendah hati dan dalam hidupnya. b. Amanat yaitu pesan yang mendorong penyair menulis. Amanat dalam puisi diatas yaitu jadilah pribadi yang rendah diri dan jadilah orang yang bisa berguna bagi orang lain. c. Perasaan yaitu sikap pengarang terhadap tema dalam puisinya. Pada puisi ini terdapat perasaan rendah hati. d. Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Misalnya rendah hati, mendikte, menggurui, persuasif dan lain-lain. e. Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi, yaitu tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana. f. Citraan pengimajian, yaitu gambar – gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambarn pikiran disebut citra atau imaji image. Gambarn pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata indra penglihatan. . g. Diksi yaitu, pemilihan kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi di atas kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi diatas kata- kata yang dipilih penulis tepat berdasarkan tema yang diangkat. h. Kata konkret imajinasi yaitu penggunaan kata-kata yang tepat diksi yang baik atau bermakna denotasi oleh penyair. i. Gaya bahasa majas, figuratif language yaitu bahasa kias yang menimbulkan makna konotasi tertentu. Ekstrinsik a. Unsur biografi, yaitu latar belakang atau riwayat hidup penulis. b. Unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat, budaya, dan lain-lain. c. Unsur kemasyarakatan, yaitu situasi sosial ketika puisi itu dibuat. About The Author RahmatFirdaus want to be succes
Puisi'Kerendahan Hati' yang ditulis Taufik Ismail --dengan K-- diduga hasil saduran dari puisi lama milik Douglas Malloch berjudul 'Be the Best of Whatever You Are'. Puisi tersebut diterjemahkan hingga menjadi judul puisi berjudul 'Kerendahan Hati' yang ditulis nama pengarangnya Taufik Ismail --bukan Taufiq Ismail sang penyair. Jakarta - Awalnya adalah "temuan" sebuah puisi berjudul 'Kerendahan Hati' di sebuah soal di buku pelajaran sekolah. Di bawah judul itu tercantum nama Taufik Ismail pakai 'K'. Lalu, muncullah tuduhan bahwa puisi itu jiplakan dari karya penyair Amerika Serikat Douglas Malloch berjudul 'Be the Best of Whatever You Are'.Apakah Taufik Ismail pakai 'K' itu sama dengan Taufiq Ismail pake 'Q' yang dikenal sebagai penyair angkatan 66? Masalahnya, Taufiq Ismail pakai 'Q'-lah yang menjadi korban tuduhan plagiarisme itu. Meskipun perdamaian akhirnya tercapai antara Taufiq Ismail dan penuduhnya, Kamis 14/4/2011, namun puisi yang menjadi pemicunya masih tetap isu tersebut bergulir dan ramai dibicarakan di media online, terutama Facebook, Taufiq tengah disibukkan dengan beberapa masalah di dunia sastra. Utamanya, pertama soal terancam tutupnya Majalah Sastra 'Horison' karena habisan modal, dan kedua soal PDS HB Jassin yang juga terancam tutup karena kekurangan dana. Dua masalah itu cukup menyita waktu dan pikiran Taufiq sebagai pemilik yayasan yang mengurusi kedua lembaga itu. Taufiq pun mulai mencari dan memastikan apakah dirinya pernah menulis puisi 'Kerendahan Hati' yang diributkan itu. "Saya bilang nanti dulu, saya belum bisa bicara. Pas saya baca berita, saya disebut mengelak. Nah ini kan saya perlu waktu untuk mengecek, betul-betul cek. Sebelum saya mengeluarkan 'kayaknya saya pernah menulis'," pertama yang dilakukan Taufiq adalah mencari nama Douglas Malloch dalam buku kumpulan puisi terjemahan karya penyair-penyair Amerika Serikat yang disusunnya. Dalam buku yang berisi 162 puisi itu ternyata tidak ada nama Douglas Malloch. Lalu Taufiq pun mengecek karya-karya puisi terjemahan lainnya yang pernah ia sama, tidak ada puisi berjudul 'Kerendahan Hati'. "Kemudian saya ingat-ingat, kan banyak sekali diskusi-diskusi yang saya ikuti 12 tahun terakhir ini dari Majalah Horison," ujarnya. Lalu, Taufiq menjelaskan soal diskusi-diskusi yang dimaksud. Program tersebut membawa sastra ke saat itu Taufiq mengaku pernah menyebut salah satu penggalan lirik dari puisi 'Kerendahan Hati' itu. Potongan itu adalah "kalau tidak bisa menjadi pohon di perbukitan, jadi sajalah rumput di dataran rendah". "Tapi saya tidak mengklaim itu puisi saya, dan saya tidak mengklaim menerjemahkannya," punya usut tenyata kini puisi 'Kerendahan Hati' itu ada di buku 'Terampil Berbahasa Indonesia' Kelas 8 SMP/MTs yang diterbitkan dalam buku digital oleh Diknas. Dalam buku yang dikarang tahun 2008 tersebut, puisi 'Kerendahan Hati' terdapat di dalamnya dengan dijadikan soal latihan. Sayangnya, 3 pengarang buku itu, Dewahi Kramadinata, Dewi Indrawati, dan Didik Durianto tidak menyebutkan sumber puisi mana datangnya puisi tersebut? Taufiq Ismail pun belum menemukan jawabannya. ebi/mmu Puisikarya Taufiq Ismail yang berjudul "Kembalikan Indonesia Padaku" merupakan puisi yang secara keseluruhan saat dibaca berisi kritik terhadap pemerintahan tentang masa depan Indonesia. Kalimat-kalimat sebagian besar kiasan tertata dengan apik dan menyentuh hati pembacanya.