Pemeriksaan protein urine adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai jumlah protein yang terdapat dalam urine. Jika ternyata diketahui terdapat kelebihan protein dalam urine, hal ini dapat mengindikasikan penyakit tertentu, khususnya kelainan pada ginjal. Pada kondisi ginjal yang sehat, normalnya tidak ditemukan kadar protein dalam urine. Bila memang ditemukan, jumlahnya pun hanya sedikit. Namun, bila ginjal mengalami gangguan, maka kemampuan ginjal untuk menyaring dan menyerap protein dalam darah akan terganggu. Akibatnya, kondisi ginjal yang bocor tersebut akan membuat sejumlah protein terbuang melalui urine. Untuk menentukan apakah terdapat gangguan ginjal yang ditandai dengan terbuangnya protein melaui urine, diperlukan pemeriksaan protein urine. Dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan protein urine sebagai bagian dari medical check-up atau tes urine rutin. Namun, di luar keperluan tersebut, dokter juga sering kali akan menyarankan pemeriksaan protein urine pada pasien dengan penyakit diabetes, darah tinggi, atau gangguan ginjal. Selain itu, pemeriksaan urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk mendeteksi apakah terdapat protein pada urine, yang merupakan salah satu tanda preeklamsia. Persiapan Sebelum Pemeriksaan Protein Urine Sebelum melakukan pemeriksaan protein urine, dokter biasanya akan menanyakan apakah Anda sedang menjalani mengonsumsi obat-obatan tertentu, baik obat bebas maupun obat resep. Obat-obatan tertentu dapat memengaruhi kadar protein dalam urine, sehingga Anda mungkin diminta untuk menghentikan konsumsi obat untuk sementara waktu. Obat-obatan yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan protein urine antara lain Antibiotik Antijamur Obat antiinflamasi nonsteroid OAINS Obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis, seperti penicillamine Cuprimine Litium atau obat untuk gangguan bipolar Heroin Saat hendak menjalani pemeriksaan protein urine, Anda juga mungkin disarankan oleh dokter untuk banyak minum air dan menghindari olahraga atau aktivitas fisik berat selama beberapa waktu. Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan Protein Urine Pemeriksaan protein urine terdiri dari 2 jenis, yakni pemeriksaan urine sewaktu dan pemeriksaan urine 24 jam. Pemeriksaan urine 24 jam ini dilakukan pada sampel urine yang terkumpul dalam waktu 24 jam terakhir. Prosedur pengambilan sampel bisa dilakukan di laboratorium maupun di rumah. Dalam pemeriksaan urine acak, kadar normal protein dalam urine berkisar antara 0–20 mg/dL. Sementara untuk pemeriksaan protein urine 24 jam, nilai normalnya adalah kurang dari 80 mg/dL. Meski demikian, standar nilai normal protein urine bisa berbeda-beda tergantung laboratorium tempat Anda menjalani pemeriksaan. Langkah-langkah pengambilan sampel dilakukan dengan cara berikut Cuci tangan sampai bersih. Bersihkan organ kelamin dengan tisu pembersih yang diberikan dokter. Bagi pria, bersihkan bagian lubang saluran kemih di ujung penis. Sementara bagi wanita, usapkan tisu pembersih dari arah vagina menuju anus. Saat buang air kecil, buanglah urine di wadah steril khusus yang sudah disediakan. Usahakan agar tidak menyentuh bagian dalam wadah sampel karena dapat menyebabkan kontaminasi. Tes urine acak bisa dilakukan setiap saat. Namun, jika dilakukan di rumah, lakukanlah pengambilan dan penyimpanan sampel sesuai arahan dokter atau petugas laboratorium. Saat sampel urine telah terkumpul, biasanya petugas laboratorium akan menuliskan nama Anda beserta tanggal dan waktu pengambilan sampel urine. Anda kemudian bisa diminta untuk mencocokkan nama agar tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan urine. Bila sampel urine dikumpulkan di rumah dan tidak memungkinkan untuk segera dibawa ke laboratorium, simpanlah wadah sampel di kulkas atau wadah tertutup berisi es. Dalam 24 jam setelah pengambilan sampel, sampel urine harus dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Hasil Pemeriksaan Protein Urine Setelah sampel dikumpulkan, dokter atau petugas laboratorium akan melakukan analisis untuk menilai kadar protein urine. Pemeriksaan protein urine bisa dilakukan dengan metode tes celup atau dip stick dan metode kuantitatif menggunakan mesin khusus. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar protein urine Anda tinggi, hal ini bisa mengindikasikan adanya gangguan kesehatan, seperti Gangguan ginjal, meliputi infeksi ginjal atau infeksi saluran kemih, gagal ginjal akut maupun kronis, sindrom nefrotik, dan glomerulonefritis Gangguan jantung, meliputi gagal jantung, endokarditis, dan penyakit jantung Diabetes Tekanan darah tinggi atau hipertensi Penyakit limfoma Hodgkin Gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus Preeklamsia Malaria Meski demikian, kadar protein yang tinggi tidak selalu mengindikasikan penyakit. Terkadang, terdapatnya protein pada urine bisa juga disebabkan oleh dehidrasi, efek samping obat-obatan atau suplemen, olahraga berat, gangguan emosional, hipotermia, dan demam. Selain itu, hasil tes urine juga dapat dipengaruhi beberapa hal, mulai dari kebersihan wadah yang digunakan, cara penyimpanan sampel, dan waktu dilakukannya pemeriksaan urine melebihi 24 jam setelah sampel dikumpulkan atau tidak. Setelah pemeriksaan protein urine selesai, biasanya Anda akan diberikan laporan hasilnya. Hasil pemeriksaan tersebut perlu Anda ambil dan bawa kembali ke dokter. Jika hasilnya menunjukkan adanya gangguan pada ginjal, maka dokter dapat memberikan penanganan lanjutan untuk mengobati penyakit tersebut.
Hasilpemeriksaan kadar protein dan glukosa urine ibu hamil trimester II pada observasi awal di Puskesmas Panambungan Tahun 2017 Hasil pemeriksaan Jumlah (n = 35) Persentase (%) Protein Urin: - Normal - Tidak normal Glukosa Urin: - Normal - Tidak normal 33 2 33 2 94,3 5,71 94,3 5,71 Tabel 2 diatas menggambarkan hasil pemeriksaan kadar protein
Pemeriksaan protein urine bisa memperlihatkan gejala infeksi saluran itu prosedur pemeriksaan protein urine?Pemeriksaan protein urine adalah prosedur untuk mengetahui kadar protein di dalam urine. Jika ternyata ditemukan protein dalam jumlah berlebih di dalam urine, maka ada kemungkinan pasien tersebut mengalami kerusakan fungsi ginjal, infeksi ataupun penyakit lain seperti diabetes dan darah tinggi. Pada kondisi normal, protein tidak seharusnya ada di dalam urine atau kalaupun ada, jumlahnya tidak ini dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit-penyakit seperti infeksi saluran kemih, infeksi ginjal, kerusakan ginjal akibat konsumsi obat-obatan tertentu, keracunan logam berat, hingga kanker kandung kemih. Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan protein urine jika mencurigai adanya gangguan pada ginjal Anda. Pemeriksaan ini juga diperlukan untukMelihat respons ginjal terhadap pengobatan tertentuMembantu menentukan diagnosis apabila pasien merasakan gejala infeksi saluran kemihTes analisis urine rutinApa saja persiapan untuk menjalani pemeriksaan protein urine?Pastikan Anda memberitahu dokter mengenai setiap obat yang sedang dikonsumsi. Sebab, ada beberapa obat yang dapat memengaruhi kadar protein dalam urine. Dokter mungkin akan meminta Anda menghentikan konsumsi obat tertentu atau mengganti dosisnya sebelum menjalani yang bisa memengaruhi kadar protein dalam urine adalahObat antibiotik, termasuk golongan aminoglikosida, sefalosporin, dan penisilinObat antijamur, termasuk amfoterisin-B dan griseofulvinObat anti-inflamasi non-steroidLithium untuk mengobati gangguan suasana hatiPenisilaminSalisilat untuk mengobati peradanganPastikan Anda cukup minum sebelum pemeriksaan. Dengan demikian, Anda jadi lebih mudah untuk buang air kecil saat harus memberikan sampel urine, sekaligus menghindari dehidrasi yang bisa memengaruhi hasil itu, hindari olahraga berat sebelum pemeriksaan, yang juga bisa memengaruhi hasil pemeriksaan. Apabila Anda baru saja menjalani tes radioaktif dengan zat pewarna kontras, Anda harus menunggu setidaknya 3 hari untuk bisa menjalani pemeriksaan protein urine. Sebab, zat pewarna kontras masih mengendap dalam urine pada jangka waktu tersebut, dan bisa berdampak pada hasil yang dilakukan dokter pada prosedur pemeriksaan protein urine?Ada dua jenis pemeriksaan protein urine, yaitu pemeriksaan acak random dan pemeriksaan urine yang keluar selama 24 Pemeriksaan protein urine acakPada pemeriksaan ini, Anda akan memberikan sample urine di klinik, laboratorium medis, atau bahkan menampungnya terlebih dahulu di rumah. Anda akan mendapat wadah steril tertutup dan kain penyeka untuk membersihkan area ini tahap-tahap yang perlu dilakukan saat melakukan pemeriksaan protein urine metode acakCuci tangan hingga bersih dan buka tutup wadah penampung menyentuh bagian dalam wadah maupun tutupnya dengan jari, agar sampel urine tidak area genital dengan kain buang air kecil di toilet selama beberapa detik, dan hentikan laju posisikan wadah penampung di bawah area genital, dan kembali keluarkan urine yang urine, dan jangan sampai wadah tersebut menyentuh anggota tubuh selesai menampung sampel, Anda bisa melanjutkan buang air wadah dan serahkan sampel sesuai instruksi pada dokter maupun petugas Anda tidak bisa menyerahkannya dalam waktu 1 jam, simpan sampel tersebut di Pemeriksaan protein urine 24 jamDokter akan merekomendasikan pemeriksaan ini jika menemukan adanya protein dalam hasil tes protein urine acak. Dalam tes 24 jam ini, Anda akan mendapat wadah besar dan beberapa kain penyeka. Jangan menampung urine pertama dalam hari pemeriksaan. Namun, catat waktu buang air kecil pertama tersebut, sebagai awal dari periode pemeriksaan protein urine 24 24 jam berikutnya, tampung urine dalam wadah yang sudah Anda terima. Pastikan Anda membersihkan area genital sebelum buang air kecil. Sama seperti tes random, jangan sampai wadah bersentuhan dengan area periode penampungan urine, simpan sampelnya di kulkas. Setelah 24 jam, serahkan sampel tersebut pada dokter maupun petugas apa yang didapatkan dari prosedur pemeriksaan protein urine?Dokter akan memeriksa kadar protein dalam sampel urine Anda. Jika hasilnya menunjukkan protein dalam kadar tinggi, Anda akan diminta menjalani pemeriksaan protein urine lagi. Dokter juga mungkin merekomendasikan pemeriksaan fisik dan tes kadar protein dalam sampel urine sebenarnya tidak serta-merta menggambarkan adanya gangguan medis yang membutuhkan perawatan. Olahraga berat, diet, stres, kehamilan, dan sejumlah faktor lainnya, bisa membuat kadar protein tinggi untuk sementara waktu dalam jika setelah menjalani sejumlah rangkaian kesehatan, kadar protein dalam urine Anda tetap tinggi, kondisi ini bisa mengindikasikanInfeksi saluran kemihPenyakit lupusTekanan darah tinggiPre-eklampsia, sebagai komplikasi serius selama kehamilan, yang bisa mengancam nyawa ibu dan bayiDiabetesJenis kanker tertentuApa risiko dari prosedur pemeriksaan protein urine?Tidak ada risiko dari pemeriksaan protein urine ini.
Berdasarkanhasil pemeriksaan urine seorang pasien di laboratorium, setelah diuji dengan larutan Biuret, urine berubah warna menjadi ungu. Kondisi ini menunjukkan bahwa urine pasien tersebut mengandung protein. Apabila urine pasien mengandung protein menandakan bahwa pasien menderita penyakit albuminuria.Soalsoal ILMU PENGETAHUAN ALAM (UAS II 2021/2022 VIII SMP) Pilihan Ganda= 2 poin, True-False= 2 poin dan Essay= 8 poin (Manual) Klik tombol Next untuk memulai Pemeriksaanprotein urine merupakan salah satu jenis pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil untuk mengetahui fungsi ginjal. Apabila ginjal berfungsi dengan normal, maka tidak akan terdapat protein pada urine ibu hamil. Kadar protein dalam urine dapat dikarenakan: makanan yang dikonsumsi ibu hamil, ibu mempunyai