Berikutjenis jenis pupuk organik yang perlu diketahui : 1. Pupuk Kandang. Pupuk organik yang pertama adalah pupuk kandang, pupuk ini terbentuk secara alami dari kotoran hewan, seperti ayam, domba, kambing, kerbau, sapi dan hewan lainnya. Pupuk kandang bisa didapatkan dengan mudah, mengingat di Indonesia banyak sekali peternak hewan yang siap
Bahan organik tanah adalah bahan yang ada di dalam atau di permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan,hewan, dan manusia yang telah mengalami dekomposisi sebagian atau seluruhnya. Bahan organik biasanya berwarna coklat dengan sifat koloid yang dikenal dengan humus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar dan senyawa - senyawa baru yang terbentuk dari peristiwa tersebut melalui aktivitas mikroorganisme dalam tanah. Humus terdiri dari asam humat, asam fulvik dan humin. Siradz, 2003 . Bahan organik tanah terdiri dari bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan hewan, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, pada berbagai tatanan dekomposisi. Pada bahan organik terdapat bahan yang telah mengalami dekomposisi baik sebagian atau seluruhnya, yang telah mengalami humifikasi maupun belum Fontaine, 2004 Faktor - faktor yang mempengaruhi besarnya bahan organik tanah antara lain Iklim. Iklim berpengaruh pada kelajuan dekomposisi tanah Tipe penggunaan lahan. Tipe penggunaan lahan mempengaruhi ketersediaan sumber bahan organik, sehingga tiap lahan akan mempunyai kandungan bahan organik yang berbeda-beda. Relief dan bentuk lahan. Relief dan bentuk lahan mempengaruhi proses akumulasi dan pencucian bahan organik pada tanah. Kegiatan manusia. Kegiatan manusia seperti penambahan pupuk dan bahan ameliorasi mempengaruhi kandungan bahan organik tanah. Apabila kandungan bahan organik tanah diketahui, maka jenis tanaman yang akan ditanam dapat disesuaikan dan diketahui kondisi kesuburan suatu tanah. Siradz, 2003 . Kandungan bahan organik tanah berkisar antara 0,5 - 5% pada tanah mineral dan mencapai 98% pada tanah gambut/organik. Untuk menetapkan kualitas bahan organik maka salah satunya digunakan parameter nisbah C/N. Kandungan bahan organik dalam tanah dapat diukur berdasarkan kandungan C -Organik. Kandungan C-Organik antara 45-60%, dan konversi C-Organik menjadi bahan organik adalah %C-Organik x 1,724. Tanah pertanian biasanya mengandung C/N antara 8-10 Foth et al, 1972. PENETAPAN KADAR BAHAN ORGANIK TANAH Metode yang digunakan dalam penetapan bahan organik tanah adalah dengan metode Walkley and Black. Tahapan yang dilakukan dalam metode ini adalah tahapan antara yaitu kandungan bahan organik ditentukan oleh C-organik hasil titrasi kemudian dikalikan dengan konstanta tertentu. Hal yang perlu disiapkan pertama kali adalah alat dan bahan kimia. Alat 1. Timbangan analitis 4 angka dibelakang koma 2. Labu takar 50ml 3. Pipet tetes 4. Pipet ukur 10 ml dan 5 ml 5. Pipet volum 5ml 6. Erlenmeyer 100 ml 7. Buret 25 ml dan statis 8. Gelas ukur 25ml 9. Botol semprot 10. Gelas piala 50 ml Bahan 1. Contoh tanah kering angin diameter mm 2. Aquadest 3. Diphenyl amine gram diphenyl amine + 20 ml aquadest + 100 ml H2SO4 pekat 4. K2Cr2O7 1N 5. H2SO4 pekat 96% 6. H3PO4 85% 7. FeSO4 1 N Cara Kerja 1. Timbang contoh tanah 0,1- 0,5 gram tergantung jenis tanah/sampel 2. Masukkan contoh tanah ke dalam labu takar, tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1N dan 10 ml H2SO4 pekat dengan menggunakan pipet ukur 10 ml. 3. Dikocok dengan gerakan mendatar dan memutar. Warna harus tetap merah jingga orange, jika warna berubah biru atau hijau maka ulangi penimbangan sampel langkah 1. Penimbangan sampel dikecilkan dari sebelumnya. Misal penimbangan awal 0,5gram menjadi 0,3gram. 4. Larutan tanah didiamkan kurang lebih 30 menit sampai larutan dingin. 5. Setelah dingin tambahkan 5 ml H3PO4 85% dan tambahkan 1ml diphenylamine dengan menggunakan pipet ukur. 6. Kemudian tambahkan aquadest sampai tanda batas 50 ml . 7. Larutan tanah dikocok dengan cara membolak-balik sampai homogen dan biarkan mengendap. 8. Ambil 5 ml larutan yang jernih dengan menggunakan pipet volum, masukkan ke dalam erlenmeyer dan tambahkan 15 ml aquadest. 9. Kemudian dititrasi dengan FeSO4 1N hingga warna berubah menjadi kehijauan, dan catat volume titrasinya. 10. Langkah 1 – 9 diulangi tanpa contoh tanah untuk blanko. Fungsi blanko untuk koreksi alat maupun bahan/reagensia murni tidaknya dan untuk mempermudah hitungan . Perhitungan C-Organik = B – A x N FeSO4 x 3 x10 x100/77x100% / x berat tanah mg Bahan Organik = C-Org x 100/58 Keterangan B = Hasil titrasi blanko A = Hasil titrasi sampel Fak Koreksi = 100/100+KL KL = kadar lengas diameter 0,5mm Kriteria Nilai C-Organik Tanah 5 Sangat Tinggi Sumber Balai Penelitian Tanah, 2009 Daftar Pustaka Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis Analisa Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor. Hal 211. Fontaine, S., L. Abbadie, and Mariotti. 2004. Carbon input to soil may decrease carbon content. Ecology Letters, 7 314-320. Foth, N. D., and L. M. Turk. 1972. Fundamentals of Soil Science 5thedition. Jhon Willeyand Sons, Inc, New York. Siradz, 2003. Genesis, Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.
ZPT) tanaman dan mikroba tanah. Keseluruhan kandungan kascing, kimiawi mapun hayatinya membuat jumlah nutrisi yang tersedia dapat diserap tanaman jauh lebih tinggi dibanding dengan kompos biasa. Pupuk organik yang berkualitas baik ditandai dengan warna hitam kecoklatan, berstektur remah dan matang (Mashur, 2001)

Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Bahan Organik Tanah1. Kedalaman Tanah 2. Faktor Iklim3. Faktor Tekstur Tanah 4. Faktor Drainase5. Faktor Vegetasi6. Faktor Penggunaan Lahan7. Faktor Kegiatan ManusiaArtikel Terkait Pengertian Bahan organik adalah kumpulan senyawa organik kompleks yang mulai terjadi dekomposisi atau yang telah terjadi dekomposisi. 7 Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Bahan Organik Tanah Bentuknya bisa humus dari hasil humifikasi ataupun senyawa anorganik yang terjadi dari hasil mineralisasi. Didalmnya juga termasuk mikroba heterotrofik dan ototrofik yang berada didalamnya dan tentunya yang terlibat. Keberadaan bahan organik dalam tanah sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Tanpa adanya bahan organik di dalam tanah tanaman tidak akan dapat tumbuh dengan subur dan maksimal pertumbuhanya. Bahan organik ini juga berhubungan dengan ketersediaan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Belum lagi unsur hara yang lain. Mikroorgnisme yang dapat menyuburkan tanah pun juga bergantung pada ketersediaan bahan organik ini. Bahan organik akan menjadi habitat yang ideal bagi mikroorganisme tanah untuk dapat tumbuh dan berkembang sehingga tanah dapat disuburkan. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketersediaan bahan organik di dalam tanah. Faktor-faktor tersebut dapat menambahi juga dapat mengurangi keberadaanya. Untuk penjelasan lebih detilnya dapat dilihat uraianya di bawah ini 1. Kedalaman Tanah Salah satu keunikan dari bahan organik ini adalah walaupun keberadaanya sangat berpengaruh terhadap tanaman maupun bagi tanah itu sendiri, bahan organik ini ternyata hanya dibuthkan dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Keberadaan bahan organik di dalam tanah sebesar 3 sampai 5 persen saja sudah dapat dikatakan ideal untuk tanah yang subur. Selain itu, keunikanya adalah bahan organik ini hanya ada di permukaan tanah. Artinya, semakin dalam lapisan tanah maka semakin sedikit bahan organiknya. 2. Faktor Iklim Suhu dan curah hujan dapat mempengaruhi keberadaan bahan organik di dalam tanah. Semakin rendah suhu suatu daerah maka akan semakin banyak bahan organik yang dapat ditemukan. Begitu jika kelembaban suatu daerah cukup tinggi maka akan tinggi pula kandungan bahan organik di dalam tanah. Maka dari itu daerah yang mempunyai cukup curah hujan tanahnya akan cenderung subur. Berbeda dengan kondisi tanah yang jarang terkena hujan yang cenderung tandus karena berkurangnya bahan organik di dalam tanah. 3. Faktor Tekstur Tanah Tekstur pada tanah juga dapat mempengaruhi kandungan bahan organik dalam tanah. Tanah yang mengadung banyak pasir akan mempunyai tingkat oksdasi yang tinggi sehigga bahan organik akan mudah hilang atau cepat habis. Sebaliknya, tanah yang mengandung banyak liat memiliki tingkat oksidasi yang rendah sehingga keberadaan bahan organik di dalam tanah dapat dipertahankan dengan baik dan tidak cepat habis. 4. Faktor Drainase Semakin baik drainase maka semakin mudah bahan organik dalam tanah dapat larut. Sedangkan jika drainase di suatu lahan tidak cukup baik dalam mengalirkan air maka bahan organik dapat diselamatkan untuk tidak ikut larut dalam aliran air. 5. Faktor Vegetasi Faktor vegetasi juga dapat mempengaruhi keberadaan unsur hara di dalam tanah. Hal ini terutama vegetasi penutup tanah dimana ia berfungsi untuk melindungi bahan organik tersebut dari terpaan air hujan yang bisa menyebabkan erosi. 6. Faktor Penggunaan Lahan Bahan organik di dalam tanah juga dipengaruhi oleh penggunaan lahan. Jika suatu lahan digunakan untuk kegiatan pertanian atau pembudidayaan suatu tanaman, tentunya bahan organiknya akan ditingkatkan. Sebaliknya, jika suatu lahan digunakan untuk hunian atau suatu bangunan tertentu maka bahan organiknya akan cenderung berkurang. 7. Faktor Kegiatan Manusia Faktor inilah yang saat ini sendang mengkhawatirkan terhadap keberadaan bahan organik di dalam tanah. Banyaknya pembukaan lahan dan pencemaran tanah membuat kegiatan manusia merupakan faktor yang sangat mengancam keberadaan bahan organik ini di dalam tanah. Namun kegiatan manusia juga dapat berdampak sebaliknya yaitu dapat mempertahankan keberadaan bahan organik di dalam tanah. Hanya saja saat ini kegiatan manusia lebih banyak yang mengancam keberadaan bahan organik ini di dalam tanah. Demikianlah pembahasan mengenai 7 Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Bahan Organik Tanah. Semoga bisa bermanfaat. Baca Juga Proses Terbentuknya Tanah

Kawasankewanitaan pasti ialah organ intim yang perlu dijaga secara baik walau tidak kelihatan. Diluar itu perlunnya perawatan spesial untuk jaga wilayah kewanitaan anda merupakan hal yang benar-benar intensif untuk di kerjakan. Umumnya beberapa wanita jaga kebersihan organ kewanitaanya dengan memakai sabun khusus wilayah kewanitaan.
Bahan organik tanah adalah fraksi organik dari tanah termasuk hewan dan tumbuhan yang tinggal di dalamnya yang telah mengalami dekomposisi sampai pada suatu keadaan dimana sulit untuk mengenali bahan aslinya, residu mikrobia, dan produk akhir dekomposisi yang relatif stabil humus. kedalaman tanah, iklim tekstur tanah dan drainase. Kedalaman lapisan tanah menentukan bahan organik dan nitrogen. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan dilapisan atas setebal 20 cm 15-20%. Semakin kebawah kadar bahan organik semakin berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi dilapisan atas Badan Litbang Pertanian, 2006. Kandungan bahan organik tanah telah terbukti berperan sebagai kunci utama dalam mengendalikan kualitas tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi. Bahan organik mampu memperbaiki sifat fisik tanah seperti menurunkan berat volume tanah, meningkatkan permeabilitas, menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi tanah, meningkatkan stabilitas agregat, meingkatkan kemampuan tanah memegang air, menjaga kelembaban dan suhu tanah, mengurangi energi kinetik langsung air hujan, mengurangi aliran permukaan dan erosi tanah Oades, 1989. Bahan organik digunakan untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan suhu tanah, meningkatkan kemantapan agregat, meningkatkan kemampuan menyimpan air, dan menrunkan kepekaan tanah terhadap erosi, serta sebagai sumber energi bagi mikroorganisme tanah Wihardjaka, 2010. Tanah - tanah mineral pada umumnya mempunyai kandungan bahan organik sekitar 3 – 5%. Kandungan bahan organik pada sutau jenis tanah yang sama berbeda dengan berbedanya kedalaman tanah. Semakin dalam tanah, semakin berkurang kandungan bahan organiknya, demikian pula dengan pengolahan tanah, semakin sering tanah diolah, semakin berkurang kandungan bahan organik tanah tersebut Hasibuan, 2009. Kandungan Bahan organik tanah suatu lahan juga akan berbeda dengan waktu. Hal ini isebabkan karena BO merupakan sumber energi mikroba. Aktifitas mikroba merombak BO sangat tergantung kondisi lingkungan, terutama suhu dan kelembaban. Musim yang berbeda akan membedakan suhu dan kelembaban tanah, sehingga laju dekomposisi BO tidak akan sama, di samping laju pertumbuhan tanaman dan jumlah BO yang disumbangkannya ke tanah juga berbeda. Oleh sebab itu, jika tidak ada penambahan BO kepada suatu tanah, maka BO nya akan menurun dengan waktu Yulnafatmawita, dkk, 2011. Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Pada tanah lempung yang berat, terjadi perubahan struktur gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang lebih halus tidak kasar, dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih mudah untuk diolah Atmojo, 2003. Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik tanah, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil Munandar, 2013. Sifat Fisik Tanah Bulk Density BD Bulk density berat jenis suatu tanah adalah besar massa tanah persatuan volume, termasuk butiran padat dan ruang pori, umumnya dinyatakan dalam gr/cm3. Sedangkan bentuk density adalah berat suatu massa tanah persatuan volume tanpa pori-pori tanah dengan gr/cm3 Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya. Nilai bulk density tanah mineral berkisar 1-0,7 gr/cm . Sampel tanah yang diambil untuk menentukan berat jenis pasir halus diambil dengan hati-hati dari dalam tanah. Demikian pula halnya dengan berat per satuan volumenya. Bulk density ditentukan dengan mengukur massa tanah di udara dan massa air. Sedangkan absorpsi air dalam tanah didrasi dengan selaput parafin Pairunan,1985. 3 , sedangkan tanah organik umumnya memiliki bulk density antara 0,1-0,9 gram/cm3 Bulk density dipengaruhi oleh faktor-faktor tekstur, struktur dan kandungan bahan organik. bulk density dengan cepatnya berubah karena pengolahan tanah dan praktek budidaya. Hubungannya dengan tektur adalah misalnya saja pada tanah yang bertekstur liat memiliki pori yang kecil karena tingkat kepadatannya tinggi sehingga berpengaruh terhadap bulk densitynya, sama juga halnya dengan struktur tanah. Ketersediaan bahan organik juga berpengaruh, hal ini disebabkan karena semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam tanah maka semakin rendah bulk densitynya Pairunan, 1997. Tanah lapisan bawah sub soil umumnya mempunyai bulk density yang lebih tinggi, sekitar 2 g/cc. Hal ini disebabkan tanah bawah itu lebih padat karena tekanan lapisan diatasnya, dan mempunyai kandungan bahan organik yg lebih rendah, dan kurangnya granulasi Hasibuan, 2009. Menurut Hardjowigeno 1993 guna menentukan kerapatan lindak adalah untuk 1 deteksi adanya lapisan padas dan tingkat kepadatannya, semakin memadas maka semakin tinggi kerapatan lindaknya, 2 menentukan adanya kandungan abu volkan dan batu apung yang cukup tinggi. Tanah dengan kandungan abu volkan/batu apung yang tinggi mempunyai kerapatan lindak yang rendah dengan nilai 0,85 g/cm3 Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm , 3 evaluasi terhadap kemungkinan akar menembus tanah. Pada tanah-tanah dengan kerapatan lindak tinggi akar tanaman tidak dapat menembus lapisan tanah tersebut, 4 evaluasi perubahan volume tanah karena proses pembentukan tanah, akibat penambahan dan pencucian dari horizon-horizon tertentu. 3 . Tanah organik memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm3 – 0,9gr/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan Hardjowigeno, 2003. Bulk Density BD yaitu bobot padatan pada kering konstan dibagi total volume padatan + pori, BD tanah yang ideal berkisar antara 1,3 -1,35 g/cm3, BD pada tanah berkisar > 1,65 g/cm3 untuk tanah berpasir ; 1,0-1,6 g/cm3 pada tanah geluh yang mengandung BO tanah sedang - tinggi, BD mungkin lebih kecil dari 1 g/cm3 pada tanah dengan kandungan BO tinggi. BD sangat bervariasi antar horizon tergantung pada tipe dan derajat agregasi, tekstur dan BO tanah. Bulk density sangat sensitif terhadap pengolahan tanah Kurnia, dkk, 2006 . Bulk Density BD merupakan indikator dari pemadatan tanah. Hal ini dihitung sebagai berat kering tanah dibagi dengan volume. Volume ini termasuk volume dari partikel tanah dan volume pori antara partikel tanah. BD biasanya dinyatakan dalam g/cm3 Tekstur Tanah . BD tergantung pada tekstur tanah dan kepadatan mineral tanah pasir, debu, liat dan partikel bahan organik Brady, 2008. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tektur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air, menyimpan dan menyediakan hara tanaman. Tanah bertekstur pasir yaitu tanah dengan kandungan pasir > 70 %, porositasnya rendah 35 % kemampuan menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada diserap dengan energi yang tinggi, sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila kering sehingga kurang tersedia untuk tanaman. Tanah liat juga disebut tanah berat karena sulit diolah, tanah berlempung, merupakan tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liat sedemikian rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat. Islami dan Utomo, 1995. Oleh karena luas permukaan pasir adalah kecil, maka peranannya dalam ikut mengatur sifat sifat kimia dan bahan organik tanah adalah kecil sekali. Disamping itu, disebabkan fraksi pasir itu mempunyai luas permukaan yang kecil, tetapi mempunyai ukuran yang besar, maka fungsi utamanya adalah sebagai penyokong tanah dalam mana sekelilingnya terdapat partikel-partikel liat dan debu yang lebih aktif Hakim, dkk 1986. Pengelompokan kelas tekstur yang digunakan adalah -Halus h Liat berpasir, liat, liat berdebu -Agak halus ah Lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat Berdebu -Sedang s Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu -Agak kasar ak Lempung berpasir -Kasar k Pasir, pasir berlempung -Sangat halus sh Liat tipe mineral liat 21 Djaenudin dkk, 2011. Kandungan bahan organik meningkat cenderung dengan meningkatnya kandungan liat. Ikatan antara liat dan bahan organik melindungi bahan tersebut dari aksi dekomposisi oleh mikrobia tanah. Tingginya kandungan liat juga berpotensi tinggi untuk formasi agregat. Agregat makro akan melindungi bahan organik dari mineralisasi lebih lanjut Rice, 2002. Istilah tekstur tanah berkaitan dengan kisaran ukuran partikel tanah, yaitu partikel penyusunan tanah tertentu. Istilah tekstur tanah menyatakan distribusi ukuran partikel terukur atau proporsi dari berbagai kisaran ukuran partikel yang terdapat pada suatu tanah. Dalam pengertian ini tekstur tanah adalah atribut tanah yang bersifat permanen dan alami, dan istilah ini paling sering digunakan untuk mencirikan susunan fisik tanah. Metode tradisional pencirian ukuran partikel pada tanah adalah membagi susunan ukuran partikel menjadi tiga kisaran ukuran berbeda, dikenal sebagai fraksi tekstur atau bahan tunggal, yaitu pasir, debu dan liat Hillel, 1997. Apabila tanah mengandung terlalu banyak liat, maka tanah tersebut dapat menyimpan air dalam jumlah yang besar, akan tetapi air tidak mudah meresap kedalam tanah tersebut karena air akan mengalir pada permukaan tanah dan menyebabkan erosi. Atau apabila tanah berpasir, air akan mudah meresap tetapi tidak dapat disimpan lama karena akan infiltrasi kelapisan bawahnya. Dengan demikian, tanah yang ideal adalah tanah yang mempunyai tekstur yang kandungan liat, pasir, dan debunya seimbang disebut lempung loam Rachmiati, 2013. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dipengaruhi oleh faktor dan proses pembentukan tanah tersebut. Faktor pembentukan tanah yang penting antara lain adalah bahan induk tanah. Bahan induk bertekstur kasar cenderung menghasilkan tanah bertekstur kasar dan sebaliknya Hardjowigeno, 2003. Debu merupakan fraksi tanah yang paling mudah tererosi, karena selain mempunyai ukuran yang relatif halus, juga tidak mempunyai kemampuan untuk membentuk ikatan tanpa adanya bantuan bahan perekat/pengikat, karena tidak mempunyai muatan. Berbeda dengan debu, liat meskipun berukuran halus, namun karena mempunyai muatan, maka fraksi ini dapat membentuk ikatan Meyer dan Harmon, 1984. Salah satu kelas tekstur tanah adalah lempung yang letaknya di sekitar pertengahan segitiga tekstur. Lempung mempunyai komposisi yang seimbang antara fraksi kasa, halus dan lempung sering dianggap sebagai tekstur yang optimal untuk pertanian. Hal ini disebabkan oleh kapasitasnya menjerap hara pada umumnya lebih baik daripada pasir. Sementara drainase, aerasi dan kemudahannya diolah lebih baik daripada liat Badan Litbang Pertanian, 2006. Suhu Tanah Suhu tanah merupakan suatu konsep yang bersifat luas, karena dapat digunakan untuk menggolongkan sifat- sifat panas dari suatu system. Selain itu, suhu tanah merupakan faktor penting dalam menentukan proses-proses fisika yang terjadi di dalam tanah, serta pertukaran energy dan massa dengan atmosfer, termasuk proses evaporasi dan aerasi Kurnia dkk, 2006. Suhu tanah berperan penting dalam mengendalikan aktifitas jasad hidup, baik tanaman maupun kegiatan biologi tanah. Suhu berperan pula dalam menentukan reaksi-reaksi kimia, sifat fisika dan fisika-kimia tanah. Panas yang diterima tanah yang berasal dari radiasi matahari akan hilang melalui penguapan, radiasi kedalam atmosfer sebagai radiasi gelombang panjang, memanaskan udara dalam tanah dan tanah itu sendiri. Suhu tanah dapat dikontrol dengan pembuangan air berlebihan dengan pembuatan parit-parit drainase, perlindungan tanah dengan tanaman dan penggunaan mulsa Hakim, dkk, 1986. Suhu tanah beragam menurut pola harian atau musiman. Di kedalaman 3 m, suhu agak konstan. Fluktuasi suhu terbesar berada diantara udara dan tanah, daripada berada dibawah atau diatas tanah. Di bawah 15 cm, variasi suhu tanah harian sangat kecil, namun bila terdapat bahan organik diatas permukaan tanah, dapat mengurangi fluktuasi suhu tanah. Penggunaan mulsa dan berbagai macam naungan dapat mengurangi jumlah radiasi matahari yang diserap tanah, hilangnya energi dari tanah akibat radiasi, dan hilangnya air melalui evaporasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006. PENDAHULUAN Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor. Permasalahan petani pada umumnya adalah masih menanam tanaman kopi robusta dan arabika secara kopi robusta 40% mendominasi lahan-lahan yang cocok untuk budidaya kopi arabika. Kopi robusta umumnya sudah lebih tua dan perolehan harganya lebih rendah dari kopi arabika jual Rubiyo, dkk, 2003. Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor yang cukup mengembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif adalah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Indonesia seperti Jawa Barat, Sumatra, Bali dan lain-lain. Tanaman kopi dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dan tumbuh baik pada ketinggian 800 m dpl, suhu 15 25o Setiap jenis kopi menghendaki suhu atau ketinggian tempat yang berbeda. Misalnya, kopi robusta dapat tumbuh optimum pada ketinggian 400-700 m dpl dengan temperatur rata-rata tahunan 20°-24° C, tetapi beberapa diantaranya juga masih tumbuh baik dan ekonomis pada ketinggian 0-1000 m dpl. Kopi arabika menghendaki ketinggian tempat antara 500 - 1700 m dpl dengan temperatur rata-rata tahunan 17° - 21° C. Bila kopi arabika ditanam di dataran rendah kurang dari 500 m dpl, biasanya produksi dan mutunya rendah serta mudah terserang penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Hemmileia vastatrix HV AAK, 1988. C, Curah hujan mm per tahun dan pH tanah 5,5 sampai dengan 6,5 Asmacs, 2008. Secara umum tanaman kopi dibedakan atas 3 macam, yaitu Kopi Arabika Coffea arabika L., Kopi Liberika Coffea liberika Hiern, dan Kopi Robusta Coffea canephora Pierre ex Frochner. Dewasa ini hampir 95% areal pertanaman kopi di Indonesia terdiri dari kopi robusta. Hal ini disebabkan karena syarat tumbuh dan pemeliharaannya ringan serta produksinya tinggi. Kondisi tanah yang cocok bagi pertumbuhan tanaman kopi adalah tanah-tanah dengan sifat fisik yang baik seperti gembur, permeabel, dan drainasenya baik Hartobudoyo, dkk, 2001. Meskipun kopi robusta semula ditanam dan di usahakan oleh perkebunan besar, namun dalam perkembangannya tanaman ini telah lebih banyak menjadi tanaman rakyat. Di beberapa daerah misalnya di Bali dan Sumatera Utara, petani kopi arabika banyak yang beralih kepada kopi robusta, karena mereka melihat bahwa kopi robusta lebih mudah ditanam dan tidak terlalu peka terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan AAK, 1988. Sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah; macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-porinya serta perbandingan air dan udara yang menempati pori-pori pada waktu tertentu. Beberapa sifat fisika tanah yang terpenting adalah tekstur, struktur, kerapatan density porositas, konsistensi, warna dan suhu Hakim, dkk, 1986. Tanah untuk tanaman kopi berbeda‐beda, menurut keadaan dari mana asal tanaman itu. Pada umumnya tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeabel, atau dengan kata lain tekstur tanahnya harus baik. Tanah yang tekstur/strukturnya baik adalah tanah yang berasal dari abu gubung berapi atau yang cukup mengandung pasir. Tanah yang demikian pergiliran udara dan air di dalam tanah berjalan dengan baik. Tanah tidak menghendaki air tanah yang dangkal, karena dapat membusukkan perakaran, sekurang‐kurangnya kedalaman air tanah 3 meter dari permukaannya. Akar tanaman kopi membutuhkan oksigen yang tinggi, hal ini berarti tanah yang drainasenya kurang baik dan tanah liat berat adalah tidak cocok. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation KTK berasal dari bahan organik, yang merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya itu sendiri Hakim, dkk, 1986. Kerapatan lindak atau bobot isi bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah maka makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya bulk density tanah berkisar 1,1 – 1,6 g/cm3. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,9 g/ cm3 misal tanah Andisol, bahkan ada yang kurang dari g/ cm3 Partikel-partikel pasir memiliki luas permukaan yang kecil dibandingkan debu dan liat tetapi ukurannya besar. Semakin banyak ruang pori diantara partikel tanah semakin dapat memperlancar gerakan udara dan air. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari permukaan pasir, dimana tingkat pelapukan dan pembebasan unsur hara untuk diserap akar lebih besar dari pasir. Tekstur tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah Liat. Panas di dalam tanah merupakan keadaan yang timbul akibat adanya radiasi sinar matahari, panas bumi, reaksi- reaksi kimia di dalam tanah maupun aktivitas biologi di dalam tanah. Panas di dalam tanah disebut menggunakan istilah suhu tanah. Suhu tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor lingkungan dan faktor tanah. Suhu tanah adalah salah satu sifat tanah penting karena mempengaruhi pertumbuhan tanah secara langsung dan juga mempengaruhi kelembaban, aerasi, struktur, aktivitas mikrobia dan enzim, dekomposisi residu tanaman dan ketersediaan unsur hara tanaman Lubis, 2007. Kabupaten Dairi terletak antara 98000' - 98030' BT dan 2015'00'' - 30 Ditinjau dari luas dan produksi tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2011 dapat dilihat bahwa Kopi Robusta dan Arabika memiliki luas lahan sebesar hektar dengan total produksi ton. Pada tahun 2011 Produksi Kopi terbesar adalah Jenis Arabika. Produksi kopi Arabika sebesar ton dengan luas lahan hektar dengan rata-rata 815,90 kg/ ha. 00'00" LU, mempunyai Luas ha atau sekitar 2,69 % dari luas Propinsi Sumatera Utara ha. Kabupaten Dairi terletak sebelah Barat Daya Propinsi Sumatera Utara. Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian antara 400 s/d m diatas permukaan laut. Kecamatan Tigalingga, Kec. Siempat Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 s/d m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang dan Pinem berada pada ketinggian antara 700 s/d meter diatas permukaan laut BPS Kabupaten Dairi, 2012. Sedangkan Kopi Robusta sebesar ton dengan luas lahan sebesar hektar dan rata-rata per hektar 324,17 kg/ha BPS Kabupaten Dairi, 2012. Di Kabupaten Dairi belum pernah dilakukan pengevaluasian kandungan bahan organik dan sifat fisik tanah, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi kandungan bahan organik dan sifat fisik tanah bulk density, tekstur dan suhu tanah yang mendukung perkembangan tanaman kopi dan peta sebagai acuan dalam penggunaan lahan. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kandungan bahan organik dan sifat fisik tanah Bulk Density, Tekstur, Suhu pada lahan tanaman kopi Coffea Sp. di beberapa Kecamatan di Kabupaten Dairi. Kegunaan Penelitian − Peta kandungan bahan organik dan sifat fisik tanah Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah diharapkan berguna sebagai acuan dalam pengelolaan lahan kopi. − Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan ABSTRAK EMALIA SINARTA TARIGAN Evaluasi Kandungan Bahan Organik dan Sifat Fisik Tanah Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah Pada Lahan Tanaman Kopi Coffea Sp. Di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Dairi. Dibimbing oleh Ir. Hardy Guchi, MP. Dan Ir. Posma Marbun, MP. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan bahan organik dan sifat fisik tanah Bulk Density, Tekstur, Suhu pada lahan tanaman kopi Coffea Sp. di beberapa Kecamatan di Kabupaten Dairi. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai Desember 2013. Pengambilan sampel menggunakan metode
Ketikaresidu tanaman dan hewan ditambahkan ke tanah, berbagai penyusun bahan organik tanah didekomposisi bersamaan oleh aktivitas mikroorganisme dan karbon dilepaskan sebagai CO2, dan nitrogen sebagai NH4 -> NO3 untuk penggunaan oleh tanaman. Nutrisi lainnya juga diubah menjadi bentuk tanaman yang bisa digunakan. Proses pelepasan nutrisi dari bahan organik ini disebut mineralisasi.
Indonesia dikenal dengan tanahnya yang subur dan hasil bumi yang melimpah. Orang berlomba mengolah tanah menjadi lahan produktif melalui lahan pertanian, tambang maupun perumahan. Kini kesuburan tanah kian menurun akibat pengolahan tanah yang tidak bertanggungjawab ini, pencemaran dari berbagai limbah dan penggunaan pupuk chemical yang berlebihan. Langkah awal yang dapat kita lakukan saat ini adalah memahami kondisi tanah untuk dapat menentukan pengolahan tanah yang tepat. Dengan memahami kondisi kesuburan tanah maka kita dapat menentukan pengolahan lahan yang tepat. Tanah dapat dikatakan subur apabila tanah memiliki kandungan unsur hara yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Kandungan unsur hara yang cukup dalam tanah akan membantu pertumbuhan tanaman sehingga tanaman mampu menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas baik. Berikut indikator kesuburan tanah dari karakteristik sifat fisik, kimia, dan biologi tanahnya. Secara fisik, 50% dari tanah tersusun atas mineral dan bahan organik, sedangkan 50% sisanya terdiri atas ruang pori yang terisi air dan udara. Tanah yang subur pada umumnya memiliki tekstur pasir, lempung dan debu yang seimbang. Pasir akan mengalirkan udara masuk ke dalam tanah sehingga dapat membantu akar tanaman untuk bernafas. Persentase pasir di dalam tanah perlu diimbangi dengan lempung yang dapat mengikat air untuk diserap tanaman dan debu yang merupakan serpihan bahan organik yang secara tidak langsung mampu memperkaya unsur hara untuk kepentingan tumbuh kembang tanaman. Indikator penting lainnya dalam menentukan kesuburan tanah adalah sifat kimia yang terdiri atas derajat kemasaman tanah pH, kandungan unsur hara dan kandungan bahan organik BO. Tingkat keasaman pH sangat berpengaruh terhadap kandungan unsur hara dan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Tanah yang dikatakan subur adalah tanah yang memiliki pH sekitar 6 – 7,5 atau pada pH netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air dan mikroorganisme dapat berkembang dengan baik. Selain derajat keasaman, kandungan bahan organik dalam tanah memiliki peran untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara dan meningkatkan kesuburan tanah. Dengan kata lain penyerapan unsur hara lebih maksimal karena bahan organik dapat meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan kapasitas tukar kationunsur haranya akan menjadi optimal. Dilihat dari sifat biologinya, dalam tanah subur yang terdapat adanya aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme sangat berperan penting dalam pembentukan kesuburan tanah, mikroorganisme akan membantu proses perombakan atau dekomposisi bahan organik menjadi humus yang baik untuk tumbuh kembang tanaman. Selain itu, banyaknya aktivitas mikroorganisme mampu menghasilkan CO2 dan membantu aerasi tanah sehingga dapat membantu proses fotosintesis dari tanaman yang tumbuh di atasnya. Maka dari itu, tanah dapat dikatakan subur apabila didalamnya terdapat mikroorganisme baik yang membantu menyuburkan tanah. Komponen-komponen kesuburan tanah di atas dapat menjadi acuan bagi yang ingin mengolah tanah agar memperhatikan kondisi tanah terlebih dahulu sebelum aktifitas penanaman dilakukan. Hal ini untuk memastikan bahwa tanaman yang ditanam dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal karena tercukupinya unsur-unsur baik di dalam tanah.
1 Meningkatkan Ketersediaan Nutrisi pada Tanah. Manfaat cacing tanah yang pertama yaitu bisa membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi pada tanah. Hal tersebut terjadi karena cacing tanah hidup dengan memakan sisa-sisa tanaman, mulai dari daun, akar yang mati, rumput, pupuk kandang, dan juga tanah. Bahan organik tanah From Wikipedia, the free encyclopedia Bahan organik tanah InggrisSoil Organic Matter merupakan bahan di dalam atau permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan, dan manusia baik yang telah mengalami dekomposisi lanjut maupun yang sedang megalami proses dekomposisi.[1] secara substansi bahan organik tersusun dari bahan humus dan non humus Bohn et al., 1979.[1] bahan organik tanah KAJIANKANDUNGAN BAHAN ORGANIK TANAH DAN PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR PADA BEBERAPA SISTEM PENGELOLAAN KELAPA SAWIT MENGHASILKAN (Ovanny Thalia di bawah bimbingan Ir. Gindo Tampubolon, M.S dan Ir. Suryanto, M.S). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Halpertama yang harus disiapkan adalah media tanam. Sebagai tempat benih/biji berkecambah media tanam ini harus terjamin dari segi ketersedian nutrisi, kelembaban dan struktur baik. Media persemaian yang alami terdiri dari campuran tanah dan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan hara tinggi. Selain itu ketersediaan air dalam media
Tugas& Laporan Arif Styawan di Academia.edu; Senin, 24 Agustus 2015. BAHAN ORGANIK TANAH - Bahan organik: mencakup semua bahan yang berasal dr jaringan tanaman dan hewan, baik yang hidup maupun yg telah mati, pada berbagai tahana (stage) dekomposisi (Millar, 1955)- Bahan organik tanah: lebih mengacu pd bahan (sisa jaringan tanaman/hewan)
banyakmengandung bahan organik. Pakan utama cacing tanah adalah bahan organik yang dapat berasal dari serasah daun (daun yang gugur), kotoran ternak atau bagian tanaman dan hewan yang sud ah mati (Suin, 1997). Saat ini limbah peternakan, limbah pertanian, limbah rumah tangga dan industri terdapat dalam jumlah yang sangat melimpah .
\n\n \n kandungan bahan organik yang melimpah pada tanah ditandai dengan
PGDBMA.
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/683
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/406
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/425
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/982
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/47
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/528
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/192
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/511
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/399
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/263
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/921
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/834
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/383
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/691
  • 4jsg0b54aw.pages.dev/767
  • kandungan bahan organik yang melimpah pada tanah ditandai dengan